Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Orang Kritis di Indonesia Perlu Lebih Bijaksana?

8 Juli 2021   17:40 Diperbarui: 10 Juli 2021   10:15 1343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan cara menanggapi kritik dan cara setiap orang mengkritisi sesuatu bagi saya merupakan hal lain yang selalu saya perjuangkan untuk dimiliki.

Sesuatu yang menarik saya temukan ketika tinggal dalam suatu suasana internasional adalah bahwa orang tidak terbawa emosi dan dendam, tetapi berprinsip bahwa yang berbeda dari kita itu cuma pikiran dan gagasan, tetapi kita punya visi kemanusiaan yang sama.

Karena itu, berjuang untuk memisahkan dengan tegas mana itu perbedaan gagasan dan mana itu diri pribadi seseorang yang tetap dihormati tentu membutuhkan kemampuan discernment yang kuat.

Kemudahan dalam menggunakan media sosial pada satu sisi, sekaligus merupakan kemudahan dalam menutup kemungkinan untuk masuk ke dalam ruang dialog pribadi

Sebagian orang pada saat ini telah menggunakan media sosial khususnya sebagai  "teman curhat terbaik." Teman curhat terbaik dalam arti bahwa orang bisa mengatakan apa saja, bisa menulis apa saja pada wajahnya tentang diri sendiri dan juga tentang orang lain, baik itu terkait hal yang benar, maupun terkait hal-hal yang direkayasa.

Bahkan tidak jarang letupan kebebasan menggunakan media sosial saat ini menimbulkan persoalan dalam hubungan dengan kualitas informasi dan objektivitasnya. 

Tidak jarang media sosial digunakan hanya karena ketidaksanggupan untuk menemukan satu ruang dialog pribadi secara langsung. Dunia krypto atau yang tersembunyi, bahkan kepalsuan menjadi semakin meluas ketika kemampuan manusia untuk mengkritik diri sendiri dan juga keterbukaan pada kritik orang lain semakin sempit.

Bagaimanapun juga keterbukaan pada cara orang lain mengkritisi sesuatu tetap dibutuhkan, dengan harapan bahwa setiap orang yang bisa mengkritisi sesuatu perlu melakukannya secara bijak dan bertanggung jawab, tanpa melecehkan kepribadian seseorang.

Demikian beberapa pokok pikiran terkait mengapa orang kritis di Indonesia itu perlu lebih bijak agar personal Brand tetap diakui dan tidak menjadi seperti musuh di dalam selimut. Tentu, banyak sekali orang yang punya sudut pandang berbeda terkait cara mengkritisi dan memberikan kritik. Hal yang penting adalah kemampuan untuk membedakan sasaran dan cara mengkritisi sesuatu. Orangnya tetap diterima, pikirannya perlu dikritisi. Perubahan dan kemajuan mungkin itu adalah cita-cita bersama kita. Kita semua adalah saudara.

Salam berbagi, ino, 8.7.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun