Pada kenyataannya Jerman sendiri tidak bisa lolos sampai ke empat final. Jelas-jelas ramalan bagaimanapun cara dan buktinya tetap merupakan ketidakpastian.
Dari pengalaman itu sebenarnya, dari bola kita belajar menghargai suatu perjuangan dan latihan yang disertai dengan kedisiplinan ekstra, bukan belajar percaya pada ramalan tanpa perjuangan.
Anehnya, semua orang tahu bahwa ramalan itu kadang benar, terkadang salah, orang tetap saja menyukai ramalan setiap kali ada ajang sepak bola atau pertandingan lainnya.
5. Bola itu bisa menjadi peluang untuk cari untung sesaat
Tidak jauh berbeda dari kemeriahan prognosis, orang-orang yang menyukai sepak bola bertarung di belakang layar. Bahkan mereka tidak peduli pertandingan ini di Indonesia atau di Eropa.
Penyuka bola sering tergoda keinginan untuk beradu taruhan. Taruhan-taruhan itu bahkan mencapai puluhan dan ratusan juta rupiah.Â
Ya, antara kepuasan dan kekecewaan terasa begitu dekat bahkan terasa seperti satu mata uang. Keuntungan dan kemenangan orang lain di negara lain, bisa saja menjadi keuntungan dan kekecewaan seseorang di Indonesia.
Hal seperti itu terjadi tentu dalam kaitannya dengan sepak bola. Memang ada juga seh, taruhan pada cabang olahraga lainnya seperti tinju pada zaman Elias Pical.
Ada orang-orang kaya di tempat saya taruhannya satu mobil. Coba bayangkan betapa besarnya taruhan itu. Kenapa ya, orang suka buat taruhan?
Bagi saya ada beberapa kemungkinan jawaban seperti ini:
1. Orang melakukan taruhan karena ingin menunjukkan rasa cintanya pada sepak bola dan klub idamannya.