Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misteri Pelangi di Arena Allianz Munich, Ada Apa?

23 Juni 2021   04:56 Diperbarui: 23 Juni 2021   04:58 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: Allianz-arena.com

Kemenangan yang paling berarti, jika kita masih punya respek dan cita rasa harmoni yang dibangun dari keberagaman yang ada.

Misteri pelangi arena Allianz di Munich menjadi berita utama dalam Tageschau TV Jerman pada Selasa, 22 Juni 2021. Iluminasi dengan rona khas pelangi yang direncanakan akan menjadi penampilan khusus pada laga pertandingan Jerman vs Hungaria pada Rabu, 23 Juni 2021 menimbulkan polemik. 

Pada Senin, 21 Juni 2021 Walikota Munich, Dieter Reiter menyampaikan permintaan khusus kepada UEFA (Union of European Football Associations) untuk memperoleh izin menyaksikan Stadion Allianz dengan desain khas warna pelangi. 

Permintaan itu secara khusus untuk memperkenalkan gagasan tentang menghormati perbedaan atau kebhinekaan dengan landasan rasa hormat pada martabat manusia pada momen pertandingan babak penyisihan UEFA Euro 2020. Namun, atas permintaan parlemen Hungaria rencana iluminasi pelangi pada arena Allianz akhirnya dilarang oleh otoritas UEFA. 

Mengapa rencana penerangan arena Allianz dengan motif pelangi itu akhirnya tidak diperbolehkan oleh UEFA : 

1. Kembali ke statuta UEFA yang tidak lain adalah organisasi non politik dan tidak untuk konteks perbincangan terkait agama. 

Ketentuan statuta itu sebenarnya bertentangan dengan asumsi UEFA sendiri yang mendukung kampanye tentang kebhinekaan dan inklusivisme sebagai penghuni benua Eropa. 

Pada prinsipnya sepak bola perlu dipahami sebagai momen perjumpaan dengan yang lain yang seharusnya disertai dengan keterbukaan kepada semua orang. Momen perjumpaan itu tidak bisa dibatasi oleh jenis kelamin dan perbedaan-perbedaan lainnya. 

2. Kesalahpahaman pada ranah penafsiran tentang warna pelangi

Rupanya dalam pandangan parlemen Hungaria, iluminasi pelangi di arena Allianz bukan sebagai simbol dari keberagaman dan sifat inklusif, tetapi lebih sebagai protes Jerman terhadap situasi politik di Hungaria terkait gender. 

Sementara itu, Walikota Munich dalam kilas berita pada Selasa malam menegaskan bahwa keputusan pembatalan itu adalah sesuatu yang memalukan. Sepak bola itu tidak ada hubungannya dengan masalah agama dan politik, tetapi berkaitan langsung dengan kebhinekaan dan martabat manusia. 

Oleh karena kesalahpahaman itu muncullah reaksi yang masif di Jerman dari beberapa kalangan. Beberapanya antara lain:

1. Orang-orang muda di Munich telah menyiapkan 10.000 payung dengan warna khas pelangi yang akan digunakan pada Rabu, 23 Juni 2021. 

2. Dewan Persatuan Klub Sepak bola di Frankfurt, Alex Hellmann pada Selasa malam menyatakan, "jika arena Allianz Munich tidak diperbolehkan iluminasi dengan warna pelangi pada Rabu nanti, maka Stadion lain di seluruh Jerman akan dinyalakan dengan warna khas pelangi. 

3. Hummels pada Selasa malam dalam kesempatan wawancara sudah mengenakan kostum dengan corak khas pelangi. 

4. Kapten dan juga penjaga gawang DFB (Deutschland Fußball-Bund) atau Asosiasi sepak bola Jerman, Manuel Neuer akan memakai ban dengan warna pelangi pada lengannya. 

Menariknya bahwa UEFA menolak iluminasi dengan warna pelangi pada arena Allianz di Munich, namun para Kapten diperkenankan untuk mengenakan ban pada lengan dengan warna pelangi. Perizinan ini karena perban dengan warna pelangi itu adalah bentuk partisipasi dan dukungan terhadap UEFA dengan logo kampanye tentang "respek." 

Filosofi dari bendera berwarna pelangi tidak lain untuk melambangkan komitmen bagaimana kita hidup dengan menghormati satu sama lain. Filosofi kehidupan itulah yang sedang diperjuangkan oleh Jerman melalui tim sepak bola mereka. Ya, sebuah filosofi kehidupan yang kental sekali dengan konteks kebhinekaan di Indonesia. 

Untuk suatu kebhinekaan, mengapa tidak? Saya justru melihat gagasan Iluminasi itu adalah ide jenius yang memperkuat paradigma tentang dinamika dan aspek universal dari sepak bola. 

Sepak bola bukanlah agama baru, tetapi lebih merupakan suatu jenis hobi yang bukan hanya menyatukan banyak orang yang berbeda, tetapi juga suatu cabang olahraga yang menyiapkan ruangan terbuka untuk berjumpa dengan yang berbeda. 

Dalam sepak bola, orang bisa belajar banyak hal. Orang bisa saja belajar teknik dan cara bermain lawan, orang belajar tentang mental sang juara, belajar tentang jatuh dan bangun, belajar menjadi pemenang, belajar tentang menerima kekalahan dengan lapang hati tanpa menyalahkan orang lain. 

Sepak bola telah mengajak begitu banyak orang di seluruh dunia pada waktu yang sama untuk buka mata, kemudian melihat dan memberikan support pada Tim andalan masing-masing. Di sana orang belajar memberikan komentar, orang belajar menulis tentang kenyataan di lapangan, orang belajar tentang Misteri eigen Tor atau gol Bunuh diri. 

Misteri iluminasi dengan warna pelangi di kota Munich mungkin menjadi sinyal positif bagi bangsa Indonesia. Sejauh mana rasa keberagaman dan keterbukaan dalam konteks sepak bola di Indonesia? Adakah keberanian untuk merekrut pemain-pemain dari mana saja, termasuk dari pelosok tanah air yang mungkin berbakat, namun kurang memiliki kesempatan untuk mengikuti training dan pengembangan bakat mereka? 

Polemik arena Allianz oleh karena pancaran warna pelangi bisa menjadi titik bias untuk aneka sorotan sudut pandang bukan cuma tentang bola dan lapangan, tetapi juga tentang manusia dan kehidupan, yang semuanya ada dalam satu jaringan global yang terbuka dan bisa terhubung secara sosial dan emosional, tanpa perlu batas ruang dan waktu. 

Demikian ulasan tentang misteri pelangi di tengah kota Munich. Arena Allianz kini jadi kenangan tentang gagasan bahwa kita semua sama dan bermartabat. Menang dan kalah adalah kenyataan yang ditentukan dari kualitas perjuangan di lapangan. Kemenangan yang paling berarti, jika kita masih punya respek dan cita rasa harmoni yang dibangun dari keberagaman yang ada. 

Salam berbagi, ino. 23.6.2021

Referensi: Tagesshau.de

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun