Oleh karena kesalahpahaman itu muncullah reaksi yang masif di Jerman dari beberapa kalangan. Beberapanya antara lain:
1. Orang-orang muda di Munich telah menyiapkan 10.000 payung dengan warna khas pelangi yang akan digunakan pada Rabu, 23 Juni 2021.Â
2. Dewan Persatuan Klub Sepak bola di Frankfurt, Alex Hellmann pada Selasa malam menyatakan, "jika arena Allianz Munich tidak diperbolehkan iluminasi dengan warna pelangi pada Rabu nanti, maka Stadion lain di seluruh Jerman akan dinyalakan dengan warna khas pelangi.Â
3. Hummels pada Selasa malam dalam kesempatan wawancara sudah mengenakan kostum dengan corak khas pelangi.Â
4. Kapten dan juga penjaga gawang DFB (Deutschland Fußball-Bund) atau Asosiasi sepak bola Jerman, Manuel Neuer akan memakai ban dengan warna pelangi pada lengannya.Â
Menariknya bahwa UEFA menolak iluminasi dengan warna pelangi pada arena Allianz di Munich, namun para Kapten diperkenankan untuk mengenakan ban pada lengan dengan warna pelangi. Perizinan ini karena perban dengan warna pelangi itu adalah bentuk partisipasi dan dukungan terhadap UEFA dengan logo kampanye tentang "respek."Â
Filosofi dari bendera berwarna pelangi tidak lain untuk melambangkan komitmen bagaimana kita hidup dengan menghormati satu sama lain. Filosofi kehidupan itulah yang sedang diperjuangkan oleh Jerman melalui tim sepak bola mereka. Ya, sebuah filosofi kehidupan yang kental sekali dengan konteks kebhinekaan di Indonesia.Â
Untuk suatu kebhinekaan, mengapa tidak? Saya justru melihat gagasan Iluminasi itu adalah ide jenius yang memperkuat paradigma tentang dinamika dan aspek universal dari sepak bola.Â
Sepak bola bukanlah agama baru, tetapi lebih merupakan suatu jenis hobi yang bukan hanya menyatukan banyak orang yang berbeda, tetapi juga suatu cabang olahraga yang menyiapkan ruangan terbuka untuk berjumpa dengan yang berbeda.Â
Dalam sepak bola, orang bisa belajar banyak hal. Orang bisa saja belajar teknik dan cara bermain lawan, orang belajar tentang mental sang juara, belajar tentang jatuh dan bangun, belajar menjadi pemenang, belajar tentang menerima kekalahan dengan lapang hati tanpa menyalahkan orang lain.Â
Sepak bola telah mengajak begitu banyak orang di seluruh dunia pada waktu yang sama untuk buka mata, kemudian melihat dan memberikan support pada Tim andalan masing-masing. Di sana orang belajar memberikan komentar, orang belajar menulis tentang kenyataan di lapangan, orang belajar tentang Misteri eigen Tor atau gol Bunuh diri.Â