Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Cara Membangun Personal Branding di Zaman Milenial

11 Juni 2021   15:37 Diperbarui: 12 Juni 2021   10:10 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang personal branding di zaman Millennial diambil dari: brandyourself.com

3. Hindari kata-kata yang menyudutkan seseorang yang berkaitan langsung dengan apa yang sedang diperjuangkannya

Terkadang orang berpikir terlalu sederhana sampai akhirnya begitu sederhana pula melupakan perhatian yang diberikan dari tahun ke tahun. Sebagai contoh, tidak masuk akal seandainya seorang kepala desa mengatakan atas nama masyarakat desanya bahwa bupati tidak memerhatikan desanya.

Mengapa? 

Pemerataan pembangunan saat ini sudah terjadi besar-besaran dengan kucuran dana yang juga sangat besar. Jadi, mustahil kalau dikatakan bahwa pemerintah daerah atau pusat tidak punya perhatian.

Penting diingat bahwa personal branding tidak boleh dicapai sebagai hasil dari menyudutkan orang lain. Oposisi itu wajar, namun tidak boleh sampai caci maki dan bully-membully.

Coba diperhatikan, dinding media sosial seperti Facebook para tokoh politik sering terlihat cuma pernyataan-pernyataan yang menyudutkan orang lain, bahkan sangat sulit di sana untuk menemukan cara-cara yang baik dalam membangun personal branding.

Orang tidak tahu bahwa komentar yang diberikannya pada dinding media sosial seperti Facebook itu ikut membentuk personal branding seseorang. Ya, personal branding di zaman milenial tidak dapat dipisahkan dari media sosial yang digunakan seseorang.

4. Orang perlu belajar cara menulis dan menyampaikan kritik yang baik

Saya akhirnya ingat kembali kata-kata ilustrasi dari Prof. M. Quraish Shihab beberapa waktu lalu dalam acara tausiahnya pada momen acara Halalbihalal yang diselenggarakan KJRI Frankfurt, Jerman.

Dikatakan bahwa "lawanlah musuh dengan cara yang baik, agar suatu saat dia bisa berubah menjadi teman yang akrab." Cara-cara yang baik itulah yang bisa menjadi kenangan terkait personal branding seseorang saat ia berbicara atau mengkritik.

Nah, untuk bisa seperti itu, tentu seseorang membutuhkan waktu untuk belajar menjadi sabar, bijak, dan tenang mempertimbangkan banyak aspek terkait, sebelum seseorang berbicara atau menulis sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun