Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 4 Alasan Mengapa Cerita Perjodohan Tradisional di Flores Tinggal Kenangan

20 Mei 2021   18:07 Diperbarui: 20 Mei 2021   19:46 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persis ketika perjodohan itu masih kental dalam lingkup masyarakat adat, pada saat itu juga banyak sekali orang-orang Flores yang mulai keluar dari lingkaran kehidupan suku dan peradaban mereka.

Ada yang karena alasan pendidikan, tetapi juga oleh karena tekanan ekonomi sehingga muncul gagasan tentang perantauan ke banyak pulau di Indonesia. Program transmigrasi pada tahun 1980-an bisa jadi menjadi titik pijak transisi konsep perjodohan tradisional itu sendiri.

Penyebaran penduduk dari lingkup kehidupan masyarakat tradisional kepada lingkup kehidupan baru yang lebih luas, terbukti sangat memengaruhi wawasan dan cara pandang baru seseorang.

Sebagian orang ada di Batam dan menetap di sana, sebagian lagi di Kalimantan, Jawa dan bahkan di Malaysia. Adaptasi budaya baru pada tempat baru tentu sangat menentukan konsep baru terkait perjodohan dan percintaan.

Tidak heran Pria Flores banyak sekali yang menikah dengan perempuan Jawa. Bahkan, dari beberapa pasangan di tempat saya, terlihat sangat menarik. Dari pandangan pribadi, nyata bahwa perempuan Jawa yang terampil dan rajin begitu sukses di Flores.

Bahkan kehadiran orang baru dalam lingkup masyarakat tradisional membawa angin segar perubahan. Keterampilan dan kerajinan perempuan Jawa menjadi motivasi dan teladan yang mengubah mental dan kehidupan sehari-hari masyarakat tradisional.

Ini cuma contoh dari kenyataan yang pernah saya lihat. Saya tidak bermaksud membandingkan satu dengan yang lainnya, tetapi lebih bermaksud menyoroti sisi positif dari keterbukaan, pergaulan sosial dan perjumpaan dengan orang dari budaya lain.

3. Pengaruh pendidikan

Bagaimanapun juga, andil pendidikan tetap tidak tergantikan dalam pergeseran konsep dan gagasan masyarakat adat. Perubahan konsep dan wawasan tentang hidup, keluarga, kesehatan keluarga sangat ditentukan juga oleh pendidikan.

Sebagian besar masyarakat tradisional sudah menyekolahkan anak-anak mereka, bahkan tidak sedikit pengaruh dari pendidikan itu bagi perubahan cara pikir.

Ya, cara pikir tentang perjodohan secara tradisional sudah hampir tidak pernah terdengar lagi. Kalaupun terdengar, mungkin itu hanya sekedar guyonan tentang masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun