Sebuah eksperimen kecil pada tahun 2019. Anak-anak usia remaja diminta menulis puisi dan ternyata mereka sanggup sekali menulis puisi dengan indah dan punya pesan yang bagus.
Puisi-puisi itu pernah diseleksi, kemudian mereka diberikan kesempatan bukan saja berhenti menulis, tetapi mengubah tulisan mereka hingga menjadi sebuah nyanyian dengan lirik hasil kreasi anak-anak zaman sekarang.
Tidak terbayangkan bahwa anak-anak kampung itu punya kemampuan luar biasa dengan warna suara asli yang khas. Proses rekaman dan pengambilan gambar serta pengeditan berjalan lancar.
Dalam waktu kurang lebih empat bulan, proses perekaman dan pengeditan semua selesai dan saya berangkat ke Jakarta untuk memperbanyak CD lagu-lagu rohani.Â
Saya masih ingat, pada waktu itu total biaya termasuk perjalanan sebesar 50 juta. Namun, setelahnya saya kira tidak sampai setahun keuntungan berlimpah kurang lebih mencapai 350 juta.
Sayang sekali bahwa pada waktu itu, saya belum pernah punya ide untuk menulis semua itu, andaikan ide awal dan semua proses, suka duka itu ditulis, maka sudah pasti akan menjadi sebuah buku.
Ya, buku tentang anak-anak kampung berkreasi untuk hidup. Inilah gagasan yang datang terlambat, tetapi saya percaya belum terlambat untuk para guru dan orang tua zaman sekarang.
Segala kemungkinan untuk uji coba terbuka di depan mata kita semua. Kalau sang ibunya adalah seorang penulis, kenapa dia tidak tahu membimbing anaknya untuk menulis dan menjadi penulis buku? Aneh bukan?Â
Kalau sang ayah adalah penulis, mengapa ia tidak bisa mengajarkan cara-cara sederhana bagaimana menulis buku kepada anak-anaknya? Kalau seorang guru adalah juga seorang penulis, bagaimana ia tidak bisa mengajarkan murid-muridnya menjadi penulis?
3. Kemampuan adaptasi anak-anak zaman sekarang sangat tinggi
Tidak bisa dibayangkan bagaimana perkembangan dan kemajuan teknologi ini memengaruhi anak-anak. Anak-anak yang masih balita belum bisa membaca, namun sudah bisa mengirimkan pesan suara.