3. Kemenangan dalam bertemu dengan sesama umat dalam perjumpaan besar pada sholat id
Saya kira kemenangan ketiga ini adalah kemenangan yang tertunda. Patut disyukuri, jika seandainya momen perjumpaan besar itu bisa diatur sekian sehingga tetap bisa dilaksanakan dengan jaminan keamanan.Â
Namun, seandainya tidak diizinkan, maka jangan melihat itu sebagai kegagalan, tetapi sebaiknya tetap melihat itu sebagai suatu kemenangan baru. Mengapa? Karena suatu perjumpaan besar itu ditiadakan untuk kemanusiaan.Â
Ketiadaan kemenangan ketiga itu untuk mencapai kesempurnaan kemenangan kedua. Kemanusiaan itu bukan saja soal kita memberikan zakat fitrah, , tetapi juga kita saling melindungi dan memberikan rasa aman dan sehat kepada orang lain atau sesama umat.
Kemenangan yang nyata justru terletak pada cara pandang baru yang kita miliki. Kita menang dalam melindungi sesama umat.
4. Kemenangan dalam silahturahmi
Semua kita tahu bahwa manifestasi dari Lebaran adalah bersilaturahmi kepada sanak kerabat, orang tua, keluarga dan teman sejawat. Kemenangan ini jelas-jelas adalah kemenangan yang tertunda.Â
Larangan mudik dalam arti tertentu menjadikan kita tidak sanggup untuk mencapai kemenangan dalam silaturahmi. Meskipun demikian, apakah pantas jika itu disebut sebagai kekalahan.Â
Silaturahmi sebagai manifestasi dari Idul Fitri mungkin tidak ada kaitannya dengan kalah dan menang, tetapi lebih diukur dengan kasih sayang dan persaudaraan.Â
Nah, dalam cara pandang seperti itulah, orang akan menemukan kemenangan baru dari silaturahmi. Oleh karena alasan yang masuk akal, maka silaturahmi tidak dilakukan, maka perlu ada cara lain sebagai ungkapan silaturahmi.
Cara-cara yang mungkin bisa dilakukan adalah melakukan video call dengan sanak kerabat, orang tua, keluarga dan teman sejawat. Ya, orang bisa berbagi cerita dan sukacita dari tempat masing-masing.Â