5. Media sosial itu telah mengubah kebiasaan manusia untuk belajar membaca setiap hari
Sejauh pengamatan pribadi, terlihat bahwa minat baca tumbuh khususnya di lingkungan masyarakat yang sebelumnya jauh dari kultur membaca di media sosial.
Meskipun demikian, kesimpulan ini perlu dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut. Mengapa?Â
Ini hanya sebuah riset kecil yang sederhana. Saya pernah menulis suatu artikel lalu mengirim melalui whatsapp ke grup-grup yang saya kenal.
Artikel itu tidak pernah dikirim ke grup lain, selain satu artikel untuk satu grup. Nah seminggu kemudian saya melihat kembali data tentang berapa yang baca artikel itu.Â
Nah, rupanya minat baca pada awal ketika media sosial itu lagi booming itu sangat tinggi dibandingkan dengan ketika orang menjadi terbiasa dengan media sosial.
Ada beberapa kemungkinan yang menjadi temuan pribadi, mengapa ada perubahan minat baca:
1. Minat baca itu kecil dari orang-orang yang kita kenal. Entah karena mereka mengenal latar belakang yang menjengkelkan karena pernah mengkritik mereka, entah karena rasa iri, dan lain sebagainya.
2. Minat baca tergantung dari tema, jika tema itu bersentuhan langsung dengan kehidupan mereka, maka sangat mungkin artikel itu akan dibaca.Â
3. Minat baca lebih terkait tema-tema seperti: bencana, peristiwa dan kematian tokoh tertentu.
4. Tentu, minat baca itu tergantung dari isi tulisan dan formulasi bahasa yang digunakan. Aspek kualitas tulisan tidak bisa disepelekan.
5. Secara umum ternyata tulisan di media sosial bisa dibaca sekurang-kurangnya dalam setahun mencapai 15 ribu-20 ribu pembaca.Â