Persoalan terkait bumi saat ini, mungkin hanya bisa manusia yang menjawabnya. Kalau kita jujur mengatakan seperti kesan dan bahkan kenyataan bumi kita saat ini, maka bisa saja ada jawaban seperti ini:
1. Bumi kita punya wajah yang kering dan gersang
Wajah kering bumi ini bukan semata-mata karena pemanasan global. Akar terdalam dari wajah bumi yang kering itu karena hilangnya kesadaran manusia tentang betapa pentingnya wajah bumi yang teduh dan hijau.
Wajah yang teduh dan hijau telah berubah menjadi kering atas dasar tindakan manusia. Manusia dewasa ini bisa jadi punya kepuasan tersendiri ketika bisa hidup dalam belahan dunia yang dikatakan modern.
Modern dalam arti yang paling sederhana adalah hidup dalam lingkup kemajuan teknologi yang begitu jauh dari alam yang masih ditumbuhi pohon-pohon atau hutan lainnya.
Tentu konsep seperti itu adalah bentuk dari kepuasan yang salah. Meskipun demikian, manusia sendiri tidak bisa menyangkal dari kenyataan bahwa semakin modern hidupnya, semakin jauh dia dari alam yang teduh dan hijau itu.
Perjuangan manusia untuk hidup dalam kemodernan, terkadang menyeret manusia sendiri tanpa sadar masuk ke dalam situasi bencana. Mungkin pembaca asing dengan formulasi pernyataan ini.
Saya mengangkat sebuah contoh, sebelum penduduk NTT belum mengenal hidup sebagai perantau yang merantau di Malaysia. Umumnya petani di desa-desa tidak pernah mengenal nama obat-obatan kimia seperti roundup.
Roundup adalah sejenis zat kimia yang bisa mematikan tumbuhan sampai ke akar-akarnya. Sejauh pengamatan pribadi, dalam sepuluh tahun saja, tumbuhan alang-alang terasa hampir punah.Â
Bagi para petani yang baru saja kembali dari Malaysia, mereka begitu berbangga bahwa merekalah orang hebat karena bisa menemukan obat mujarab yang bisa membasmi alang-alang.
Alang-alang dibenci oleh karena rupanya mirip tumbuhan padi. Tumbuhan alang-alang memiliki akar-akar yang merambat di dalam tanah, bahkan tergolong susah untuk dimatikan.Â