Tawaran solusi akan menjadi berguna, jika ada gerakan hati untuk semakin mencintai bumi mulai dari diri sendiri.
Beberapa hari ini banyak penulis mengangkat tema bumi. Ya, sebuah tema penting karena berkaitan langsung dengan di mana semua manusia itu hidup.Â
Pertanyaan di mana manusia hidup, tentu mudah dijawab karena tuntutan dari pertanyaan hanya sekadar mengenal tempat. Di planet bumi semua manusia ini hidup.
Akan menjadi tidak gampang lagi, jika ditanyakan kepada manusia tentang bagaimana tanggung jawabmu pada tempat di mana kamu hidup. Atau apakah kamu mengenal keadaan tempat di mana kamu hidup? Apa yang bisa kamu lakukan untuk tempat itu, agar wajahnya tetap ramah dan menawan?
Bumi tempat hidup manusia dan seluruh makhluk ciptaan lainnya yang berada di bumi tentu punya hubungan keterkaitan satu dengan yang lainnya. Hubungan tidak terpisahkan antara manusia dan bumi inilah yang menjadikan pantas kalau dibicarakan tentang tema tanggung jawab manusia terhadap bumi.
Umumnya sebagian besar penduduk dunia ini atau penghuni planet bumi ini tahu atau sekurang-kurangnya pernah mendengar, bahkan pernah berbicara dan memikirkan terkait krisis ekologi.
Namun, kadang istilah itu terlalu tinggi dibicarakan sebagai istilah ilmiah bahkan filosofis, yang pada akhirnya manusia sendiri tetap merasa jauh dari tanggung jawabnya. Mengapa?Â
Hal ini karena istilah itu berkaitan dengan konsep dan refleksi spiritual terkait kecenderungan negatif manusia. Memiliki konsep spiritual itu baik, namun akan lebih baik lagi, kalau sampai pada kesadaran akan tanggung jawab nyata.
Manusia mengabaikan tanggung jawab praktisnya pada alam. Bahkan bumi dan segala kandungan kekayaannya dipakai sewenang-wenang hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Saya tidak mau terjebak dengan pembahasan yang cuma terkait istilah. Karena istilah apa pun itu, tidak akan pernah menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi.
Pertanyaannya apa sih persoalan terkait bumi kita saat ini?Â