Kreativitas cara memasak makanan lokal di tanah air sebenarnya sangat bergantung pada keberanian orang Indonesia sendiri untuk mencoba sendiri dengan campuran-campuran baru sesuai kultur keindonesiaan kita.
Masakan Vegetarian Portugis ini benar-benar makanan kesukaan saya. Saya begitu yakin bahwa makanan seperti itu adalah makanan yang sehat. Keyakinan bahwa sehat itu sudah bisa saya rasakan ketika melihat cara dan rasanya. Hari ini sungguh merupakan hari yang indah dan seperti kerinduan akan makan makanan yang enak dan sehat datang tiba-tiba.
Seminggu kami selalu memesan makanan pada sebuah rumah makan terdekat. Enak sih, tapi tidak seenak makanan ini, kecuali beberapa hari lalu, makanan khas India, Biryani.
Sambil menunggu giliran saja, mata saya sudah seperti sungguh terperanjat pada warna dan campuran unik itu. Liur pun sudah bisa ikut terpengaruh oleh rasa dari pandangan pertama.
Senduk pertama adalah satu lempengan Zukini atau timun panjang yang lembut, sedikit rasa merica dan garam yang terukur. Duh...enaknya. Kemudian tampak ada irisan kecil-kecil panjang berwarna merah, ternyata Wortel rebus yang segar dan renyah setengah masak. Kemudian ada jenis paprika merah yang pedas tapi juga tetap enak dimakan.Â
Tak hanya itu ada lempengan terong yang diiris dengan rapi, lalu seperti kecoklatan setengah terbakar, tapi cukup matang. Kemudian, tidak kalah menariknya adalah bunga-bunga sayur kol yang terlihat hijau segar.
Campuran itu ternyata belum menambah keragaman warna pada masakan vegetarian Portugis hari ini. Ada juga jenis bawang yang biji sedikit lebih panjang dibiarkan dalam potongan yang besar.Â
Saya benar-benar menyukai masakan Vegetarian seperti itu, karena beberapa alasan ini:
1. Bahan makanan dibiarkan tetap segar karena dipanaskan di dalam oven atau mikrowelle.
2. Makanan itu dimasak dengan minyak OliveÂ
3. Potongan sayur-sayuran itu tidak dibiarkan kecil dan menjadi hancur, tetapi berukuran besar, namun tetap terasa segar dan beraroma.
4. Bumbu yang dibutuhkan sangat sederhana, sedikit garam halus, paprika atau merica dan minyak Olive tentunya.
Padanan yang menarik dari masakan vegetarian ini sebenarnya begitu sederhana yakni kentang. Namun, uniknya bahwa kentang itu direbus setengah masak, kemudian diiris lebih tipis kemudian digoreng dengan campuran telur ayam dan tepung terigu.
Ternyata lempengan kentang yang gorengan setelah dimasukkan dalam campuran campuran telur dan tepung itu menambah aroma dan rasa pada kentang itu.Â
Biasanya sudah hampir bosan juga sih, kalau setiap hari makan kentang. Akan tetapi hari ini, saya bisa habiskan beberapa lempengan kentang goreng khas portugis itu.
Tidak lupa harus saya katakan bahwa warna gorengan kentang menjadi sedikit garing seperti warna telur goreng, kemudian pada bagian luarnya ditaburkan lagi Peter chili yang daunnya berwarna hijau segar, namun aromanya dahsyat menambah selera makan.Â
Suasana meja makan menjadi lebih seru dan meriah. Ya, meriah karena ada hidangan istimewa dan unik pada hari ini. Karena memang semua menyukai masakan seperti itu, maka saya tiba-tiba berpikir, gimana ya, kalau saya menulis tentang masakan ini untuk disharekan di Kompasiana, siapa tahu saudara-saudari saya yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan ini punya minat untuk mencoba memasaknya.
Pertimbangan yang memberanikan saya untuk menawarkan masakan vegetarian Portugis ini sederhana, karena semua bahan makanannya ada di Indonesia. Mengapa kita tidak mencobanya?
Saya sendiri tidak tahu mengapa orang Flores misalnya mengiris sayur terong seperti begitu kecil dengan sedikit potongan yang miring. Nah, demikian juga, saya bertanya dalam hati mengapa orang Portugis suka memotong sayur-sayur dengan potongan yang besar.Â
Terlihat sekilas, rupanya hal ini berkaitan dengan seni memasak dan kebiasaan masyarakat dalam memasak. Di Flores umumnya tidak pernah memasak sayur-sayur dengan memasukkannya dalam oven, alasannya sederhana karena tidak ada ovennya.
Memasak dengan bara api seperti memanggang itu logis untuk kategori daging, dan bukan untuk sayur-sayur hijau. Nah, tidak heran juga sih potongan besar sayur untuk dipanggang di dalam oven itu memang cocok, karena kalau potongan kecil, maka yang tersisa mungkin tidak kelihatan potongan sayurnya.
Seni memasak ternyata ada hubungannya dengan cara berpikir dan kreativitas manusia. Orang-orang kreatif mampu mengubah bahan makanan yang sama menjadi suatu hidangan yang bisa terlihat mewah luar biasa.
Kreativitas cara memasak makanan lokal di tanah air sebenarnya sangat bergantung pada keberanian orang Indonesia sendiri untuk mencoba sendiri dengan campuran-campuran baru sesuai kultur keindonesiaan kita.
Sebagai misalnya, masakan vegetraian portugis itu setelah dimakan bersama dengan sambal Flores, rasanya menjadi lebih sempurna lagi. Mengapa? Karena ada perbedaan  rasa antara orang Portugis yang suka menikmati makanan tanpa ada campuran yang pedas. Nah, berbeda dengan orang Indonesia atau orang Flores yang suka makanan dengan campuran sambal yang pedas.
Jangankan orang Flores, orang Jerman di tempatku saja sudah pada suka sambal Flores. Apa rasanya vegetarian Portugis dan sambal Flores? Maafkan saya ya. Saya hanya bisa bercerita dan berbagi agar teman-teman bisa mencoba sendiri di rumah.
Benar-benar enak. Saya yakin juga sih untuk saudara-saudari saya yang sedang menjalani bulan Ramadhan, barangkali masakan vegetarian itu membuat Anda lebih sehat. Tentukan ukuran bumbu-bumbu sendiri sesuai selera.Â
Jika Anda bisa mencobanya, jangan lupa ceritakan lagi ya, gimana sih rasanya vegetarian dengan potongan sayuran yang besar-besar itu. Tambahkan sendiri sambal kesukaan Anda. Ini cuma alternatif, lho. Jika bisa mencobanya, maka tentu Anda punya peluang untuk merasakan kenikmatannya.
Demikian, cerita saya tentang vegetarian Portugis ini. Saya berharap agar cerita ini bisa mengubah suasana meja dan rumah tangga Anda. Jadikan puasa Anda menjadi lebih hidup dengan refleksi tentang campuran bahan sayuran yang berwarna dan juga berbeda-beda.
Kita berbeda-beda, tetapi tetap satu juga. NKRI.
Salam berbagi, ino, 22.04.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H