2. Desa-desa tertinggal perlu disiapkan fasilitas pelayanan kesehatan umumnya dan pelayanan kesehatan perempuan khususnya.
3. Perlu juga ada inisiatif dari tokoh-tokoh perempuan yang peduli pada kesehatan lahir batin kaum perempuan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan dan pencerahan wawasan hidup sebagai perempuan di desa-desa tertinggal.
4. Perempuan di desa-desa tertinggal perlu dilibatkan dalam urusan seni dan kreativitas dan belajar hidup sehat.
5. Perlu adanya hari senam kesegaran jasmani (SKJ) secara massal bagi perempuan desa
Perempuan sehat berpotensi pada keluarga yang sehat
Dari latar belakang pengamatan pribadi kebiasaan perempuan desa, muncullah pikiran seperti ini, "Jika perempuan sehat, maka itu sudah merupakan modal untuk keluarga yang sehat." Mengapa?Â
Bayangkan sederhana saja, umumnya di desa yang mengurus masakan di dapur umumnya adalah kaum perempuan atau kaum ibu, nah, jika mereka sendiri tidak sehat, maka penyakit yang sama bisa saja tertular kepada seluruh anggota keluarga.
Ini hanya contoh kecil dari sekian banyak tantangan lain yang ada di desa-desa tertinggal terkait tema kesehatan perempuan. Bahkan sangat disayangkan bahwa perempuan yang terkena TBC pun tidak dianggap berbahaya, hanya karena tidak tahu bahwa sudah mengidap TBC. Mereka tetap hidup bersama, nyaman-nyaman saja.Â
Demikian beberapa catatan terkait tema kesehatan perempuan di desa-desa tertinggal. Desa-desa tertinggal memang sedang diusahakan untuk keluar dari ketertinggalannya, namun kesehatan perempuan itu tidak bisa ditunda atau dibiarkan tetap tertinggal.
Salam berbagi, ino,19.04.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H