Nah, bunga Asplenium nidus memberikan satu cara pandang tentang hidup dari yang terbuang. Ya, hidup dari daun-daun kering yang jatuh dan bahkan tidak dianggap orang. Ya, ibarat burung pipit dan merpati di pesisir sungai Rhein di Jerman, yang hidup dari remah-remah roti dan sisa makan peziarah di pesisir sungai itu.Â
Di sana tidak terdengar jeritan kesusahan, kelaparan dan kemiskinan, cuma ada jeritan berupa kepakan sayap saat mereka saling menyapa, bahkan mencumbui satu dengan yang lainnya. Suatu sorak pujian bahwa mereka bisa hidup dari hari ke hari, meski dari remah-remah yang terbuang.
Asplenium nidus, apakah yang disampaikan kepada manusia saat ini? Syukur atas anugerah kehidupan? Percaya pada kebesaran Pencipta? Bagi sebagian manusia mungkin saja itu masih mustahil, namun bagi Asplenium nidus itu sama sekali suatu kenyataan hidup.
Ia hidup dari daun-daun kering yang jatuh, dari tetesan embun yang jatuh saat malam dan pagi, dari hujan yang datang dari langit.Â
Keunikan lainnya bahwa bunga Asplenium nidus tidak bisa hidup kalau setiap hari terkena cahaya matahari secara langsung. Bercak hitam pada daunnya menjadi tanda bahwa pada bagian itu sering terkena matahari.Â
Bunga Asplenium nidus tidak pernah tumbuh pada tempat-tempat yang terkena matahari. Dalam arti ini, bunga Asplenium nidus adalah bunga pencinta keteduhan.Â
Tidak heran kalau orang bisa menemukan bunga Asplenium nidus di pesisir sungai di mana ditumbuhi banyak pohon-pohon besar dan tinggi. Di bawah naungan pohon-pohon besar dan tinggi yang rimbun itulah tumbuh Asplenium nidus.Â
Karenanya menurut penelusuran pribadi, saya menemukan bahwa bunga Asplenium nidus adalah jenis bunga yang bisa nyaman dijadikan hiasan dalam rumah, restaurant atau bahkan di  dalam hotel. Hal ini karena bunga Asplenium nidus tidak membutuhkan banyak cahaya matahari.
Demikian ulasan singkat tentang keajaiban bunga Asplenium nidus yang hidup begitu gampang dan unik di atas batu. Sebuah bunga yang memancarkan pesan kehidupan bagi manusia.Â
Pesan tentang  hidup yang optimis, pesan tentang hidup yang perlu bersyukur, pesan tentang hidup yang membutuhkan keteduhan.  Wahai Asplenium nidus, dari jauh, saya hanya berharap pohon-pohon itu tetap membiarkan daun-daun kering jatuh dan singgah pada sangkar daun hijau. Dan semoga bencana banjir tidak bisa menghempasmu dari hubungan istimewa dengan batu sebagai dasar hidupmu.
Kekuatan optimisme hidup tidak hanya diperoleh dari kekuatan kata-kata manusia, tetapi juga orang bisa belajar dari Asplenium nidus yang meletakkan hidupnya di atas dasar batu.Â