Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"Lho Kamu To, Bukannya Si B?"dan 5 Cara Menepis Pikiran Negatif tentang 'Anak Bawang'

14 April 2021   04:34 Diperbarui: 16 April 2021   00:53 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fresh Graduate dari infineon.com

5. Tumbuhnya kesan bahwa anak bawang memiliki integritas

Integritas yang saya maksudkan di sini adalah kejelasan sifat dan kualitas kerja anak bawang. Anak  bawang yang sanggup menunjukkan kemampuan kerja yang berguna dan positif untuk jalannya perusahaan atau suatu lembaga.  Integritas itu tidak bisa didapat begitu saja tentunya. Anak bawang tentu harus memiliki kesadaran sejak awal bahwa kerja yang jujur dan berkualitas, kreatif dan mampu bersinergi secara baik dengan yang lainnya merupakan kriteria awal untuk sampai pada apa yang namanya kerja anak bawang sungguh berkualitas dan layak disebut memiliki integritas.

Puncak dari pencapaian lima hal di atas adalah akhirnya sebuah pengakuan bahwa ternyata yang semula diragukan itu, kini ia memiliki kredibilitas. Ya, perihal dapat dipercaya itu tidak datang serta merta. Dengan lain kata, sebenarnya wajar kalau pada awal masa kerja sebagai anak bawangselalu diragukan. Kredibilitas itu diperoleh setelah melalui proses dalam suatu dinamika yang nyata. 

Nah, pernah dengar kan kata-kata ini, pengakuan itu selalu datang kemudian? Itulah kenyataan pengalaman saya selama dua tahun dulu. Meskipun demikian, semua itu telah berubah menjadi suatu pengalaman yang sangat berarti bagi hidup saya saat ini. Penting bahwa orang tidak boleh menolak proses, tetapi mengikuti proses sambil terus belajar dari situasi konkret yang dihadapi sehari-hari, bertanya dan diskusi, mendengarkan dan tawarkan solusi, jujur dan disiplin. Keraguan akan berubah pada waktunya, saat Anda terbukti di lapangan bisa bekerja dengan baik. Bukan dengan menunjukkan ijazah lho. Ijazah yang diperoleh setelah fresh graduate memang penting memenuhi persyaratan untuk diterima dalam dunia kerja, namun bukan satu-satunya. 

Oleh karena itu, saya menggarisbawahi hal ini sesuai pengalaman pribadi saya: "miliki keterbukaan pada proses dan tantangan di lapangan, maka nak bawang pun" bisa menjadi orang yang dipercaya."

Salam berbagi, ino, 14.04.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun