Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada 6 Makna Permainan Catur di Kancah Politik dan Dunia Pendidikan

23 Maret 2021   13:34 Diperbarui: 24 Maret 2021   14:30 2728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau terjadi, nah itu. Sebenarnya cuma jadi tontonan rakyat saja. Akan tetapi, sebaliknya kalau kuda itu aktif bermain, lalu ada dukungan loper pada pengawasan di jalur silang, maka harus hati-hati, itu strategi jarak jauh yang ampuh mematikan langkah dan dinamika lawan. 

Akan terlihat lebih kuat lagi kalau Permaisuri yang bisa bermain ke segala arah, itu juga aktif tampil di depan, meskipun harus tetap waspada untuk kembali mundur. Inilah catur politik, tampilnya pion lawan di depan permaisuri bisa menjadi ancaman serius yang memalukan. Ya bisa saja harus mundur. 

Karena itu, permaisuri boleh saja bermain aktif asalkan, mesti ada dukung penyediaan jalur untuk untuk penerbangan pulang. Repotnya, kalau aktif pergi beroperasi, lalu akhirnya dicekal dengan  tawaran pahit, yang mau tidak mau harus dimakan, mesti makanan itu sudah pasti merugikan istana pertahanan dan kekuasaan. 

Ya, kehilangan seorang permaisuri yang bisa bergerak ke mana saja, ke sana kemari dapat berakibat sangat buruk mengganggu stabilitas politik, sekalipun dua benteng masih saja ada. Benteng hanya bisa berjalan lurus, tentu tidak sebanding dengan permaisuri yang bisa bergerak ke banyak arah.

Meskipun demikian, orang perlu belajar juga sih bahwa no body is perfect. Kekurangan dan kelemahan selalu ada, cuma kalau kelemahan itu semata-mata karena kasus tidak pernah bisa menolak untuk makan (baca korupsi), maka keruntuhan dan kekalahan Timnya (baca partai) sudah pasti di depan mata. 

Catur politik itu berkaitan dengan tawarkan makan gratis (baca: nasi bungkus) . Kalau saya sih lihatnya, semakin banyak tawarkan gratis nasi bungkus, maka kondisi permainan catur harus lebih waspada. Bisa saja terjadi, orang lapar dan yang mau makan gratis nasi bungkus itu banyak sekali bisa menjadi pion-pion yang mengalihkan perhatian lawan.

Jadi, sebetulnya pemain catur politik yang hebat tetap saja perlu miliki 6 makna yang diulas di atas. 

Catur dalam kancah pendidikan

Satu pertanyaan yang muncul tiba-tiba adalah mengapa Guru Sekolah Dasar mengajarkan kami bermain catur. Waktu dulu saya sangat senang bermain catur, tanpa pernah bertanya, mengapa kami diajarkan cara bermain catur. 

Guru saya sudah meninggal, tetapi kenangan pelajaran catur di kelas 5 SD itu masih saja ada. Sekarang malah saya berpikir bagus juga ya, kalau ada pelajaran bermain catur di Sekolah. Ini pendapat pribadi saya. Mengapa? 

Jika ada nilai baik yang didapatkan dari cara bermain catur, maka mengapa tidak diajarkan. Saya ingin mempertegas lagi pentingnya catur dalam kancah pendidikan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun