8. Dari tersisa itu, anak-anak Papua mengerti tentang kehidupan dan perjuangan.
9. Dari yang tersisa itu, anak-anak Papua, sujud bersyukur bahwa Pencipta itu adil.
10. Dari yang tersisa itu, anak-anak Papua bernyanyi dan terus bernyanyi tanpa henti AKU PAPUA.Â
Lagu "Aku Papua"
Ya, lagu itu adalah lagu nyanyian jiwa yang mewakili kerinduan dan harapan semua anak-anak Papua. Kerinduan akan perhatian dan pendidikan dan harapan akan suatu masa jaya sebagai tukang emas.Â
Tukang emas yang bisa menempa emas hingga beragam bentuk dan cara, hingga mendatangkan kreativitas dan daya tarik yang lebih luas. Ya, tentu lagi-lagi untuk kehidupan mereka dan Indonesia.Â
Diskusi dan cerita bersama anak-anak di Kiruru dalam perjalanan ke Kayu Merah, Avona, Lakahia dan Paparao menjadi suatu gagasan yang tidak tahu kapan bisa direalisasikan. Tentu, saya berangkat dari pengalaman dua jam bersama mereka di kal waktu itu. Dua jam saya habiskan waktu mendulang emas bersama anak-anak Papua dan saya memperoleh 3 gram emas murni. Apa jadinya atau coba dibayangkan kalau seharian.Â
Namun, bukan soal saya mendapatkan berapa untuk diri saya, tetapi bagi saya sebuah gagasan kebersamaan untuk mengumpulkan hasil yang lebih banyak untuk anak-anak Papua. Waktu itu kami enam orang. Kalau selama dua jam itu dikumpulkan secara bersama-sama maka, kurang lebih kami akan memperoleh 7 gram.Â
Kelompok mendulang emas
Akan tetapi, sayang sekali ide untuk mendulang dalam kelompok untuk mengumpulkan secara lebih banyak itu, rupanya masih jauh dari gagasan mereka. Saya bisa maklum, karena mereka usia anak-anak. Saya pernah menjelaskan kepada mereka bahwa akan menjadi lebih bagus, misalnya, enam orang itu satu kelompok.Â
Dan setiap hari kita mencari secara bersama-sama dengan perjanjian setiap satu gram kita akan berikan setiap hari hanya untuk satu anggota, maka sudah pasti selama seminggu satu anggota bisa memperoleh 6 gram. Dia yang memperoleh lebih, ya itu milik dan keberuntungannya.Â