Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa sih Arti Nama "Artidjo Alkostar"? Ini Sebuah Eksposisi dari Zero ke Hero

2 Maret 2021   17:05 Diperbarui: 2 Maret 2021   17:33 2258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya terbawa emosi yakni setelah membaca tulisan-tulisan Kompasiana tentang Artidjo Alkostar. Alasan saya sederhana, mengapa orang sehebat itu baru saya kenal setelah dia meninggal dunia? 

Saya akhirnya berpikir seperti ini, ada satu euforia eskatologis yang diciptakan penulis, yakni mengenang dan menyebut nama justru saat mereka sendiri tidak bisa membaca dan mendengar lagi. Lalu orang percaya saja bahwa dia pasti senang dengan hal itu. Ya, tidak ada yang tahu secara pasti bukan? Dalam hal ini, saya bangga dengan penulis Haidar Mustafa yang menulis Novel Biografi Artidjo Alkostar Sogok Aku Kau Kutangkap."

Maaf ini cuma pendapat pribadi yang muncul setelah begitu kagum dengan tokoh Artidjo Alkostar. Jujur saya benar bersalah dalam hal ini, bahwa saya baru mendengar namanya setelah ia telah pergi selamanya. Siapa yang menolong untuk mengenal namanya? Ya, siapa lagi kalau bukan Kompasiana. Terima kasih Kompasiana, Anda telah menolong saya keluar dari keterbelakangan informasi aktual.

Hari ini saya bagaikan bayi kecil yang mencoba belajar merangkak menulis nama tokoh fenomenal itu dengan ejaan yang tidak biasa, Artidjo. 

Pada nama Artidjo ada kata "Arti" lalu Silbe kedua dari nama itu diakhiri dengan "djo" ya, terdengar bunyi terakhir seperti "o" Saya akhirnya menangkap pesan arti dari nama sang tokoh Artidjo itu sebagai titipan pesan berarti mulai dari nol atau zero. Ya, tentunya, arti dari Zero yang menuntun Artidjo kepada Hero di kancah dunia hukum Indonesia.

Pemaknaan nama Artidjo bagi saya sangat penting, karena saya dan tentu pembaca lainnya percaya bahwa nama seseorang selalu punya artinya. Saya percaya itu dengan analisis kata, bunyi, gema yang ada pada nama seseorang, secara khusus pada nama Artidjo Alkostar.

Saya tertarik dengan ini karena saya percaya bahwa hidup itu seperti suatu suara yang bergema. Gema itu terdengar setelah seseorang selesai mengeluarkan suara. Artinya, orang lain baru dengar suara itu setelahnya. Nah, sekarang saya mendengar gema suara Artidjo saat Artidjo tidak ada lagi.

Padahal seandainya nafas perjuangan dan gema suaranya dalam menegakkan hukum dan keadilan di negeri telah ditulis, pasti banyak orang akan membawa dan tidak pernah berhenti menulis tentang gema suara kejujurannya, gema suara ketegasan, kedisiplinannya. 

Yah, Artidjo, maafkan saya. Saya baru belajar menulis namamu dan ingin merenungkan arti angka pada kata pertama namamu. Maaf kalau saya menyebut itu sebagai satu sandi, yakni satu kata yang tidak hanya terdiri huruf-huruf tetapi juga disertai dengan angka, agar kerahasiaan itu tertutup kuat dan rapat. 

Saya percaya nama Anda menyimpan rahasia, satu angka Zero. Ya, sebuah sandi penuh arti untuk negeri ini. Mengapa seperti itu? Ada beberapa alasan yang merupakan hasil permenungan penulis:

1. Zero berarti rasa kehilangan dan kerinduan

Dari tulisan para penulis kompasiana, saya tahu Artidjo satu-satunya tokoh yang tegas dan jujur, bahkan tidak peduli pejabat siapa, jika pejabat itu korupsi, maka pasti kena pasal hukum. Nah, sekarang Artidjo tidak ada lagi. Apa artinya ini? 

Artidjo seperti membiarkan kami menafsir sendiri Zero untuk Indonesia saat kepergian untuk selamanya. Zero ketokohan seperti Artidjo itu bukan hanya kenyataan, tetapi juga kerinduan rakyat Indonesia, di tengah maraknya berita tentang korupsi oleh pejabat bansos, oleh para gubernur, dan para pejabat lainnya. Mengapa semua ini terjadi? Sekali lagi, maafkan saya jika saya salah menafsir namamu. Dan izinkanlah saya terus membuka kotak rahasia namamu.

2. Zero berarti suatu kritikan terhadap kejujuran pejabat publik

Kedua orangtua Artidjo telah melukis sandi penuh arti pada nama putera mereka. Zero itu bisa jadi kritikan akan jiwa para pejabat rakus yang selalu merasa Zero kantung pribadi mereka meskipun mereka tidak pernah mengalami zero konto setiap bulannya.

3. Zero berarti suatu pengosongan diri

Benar ada seorang penulis Kompasiana yang berbicara tentang kehilangan daya spiritualitas dalam diri Artidjo. Saya sependapat, karena pengosongan diri itu terkait dengan spiritualitas hidup. 

Kesaksian hidup yang baru adalah bahwa pejabat publik dalam menjalankan tugas kenegaraan ini membawa serta spiritualitas hidup, ya suatu spiritualitas pengosongan diri (zero spirituality) untuk mengabdi dengan jujur dan setia pada negeri ini, buka korupsi berjilid-jilid.

4. Zero berarti keheningan mutlak

Zero dalam kaitan dengan nama dan kehidupan Artidjo adalah suatu titik kesadaran seorang Artidjo yang telah dirancang orangtuanya untuk mencapai keheningan mutlak, di mana di sana hanya ada sepi dari ambisi dan korupsi. Karena itu tidak heran, jika Artidjo bisa dengan tegas menjatuhkan hukuman kepada para koruptor negeri ini.

Ya, Artidjo telah pergi selamanya. Pertanyaannya, apa yang bisa diteladani dari seorang Artidjo? Sekali saya akhirnya jadi pengagum Artidjo, hanya karena nama Artidjo Alkostar yang bagi saya penuh arti. Nah, saya tertarik juga untuk melihat apa sih arti nama pada kata kedua dari namanya, Alkostar.

Ada 3 Arti nama Alkostar:

1. Al

Sejauh yang saya tahu suku kata Al dalam bahasa Jerman adalah sebuah singkatan yang berarti Abteilungsleiter atau semacam kepala departemen (bdk. Wikipedia.org)

2. Ko

Sekurang-kurang ada dua arti yang dimengerti secara langsung. Dalam dunia olahraga ko" atau knockout berarti keadaan tidak berdaya sebagai akibat dari pukulan keras lawan hingga terjatuh dan menyerah untuk tidak melanjutkan perlawanan. Sedangkan arti kedua dalam bahasa latin (co) berarti bersama dengan yang lainnya. 

Tentu dua arti ini tidak jauh dari dunia pengabdian Artidjo Alkostar seperti dunia administrasi keuangan, kasus korupsi dan hukum. Perjuangan Artidjo yang dikenang sampai saat ini, tentu berkaitan dengan administrasi keuangan, bahaya kebangkrutan dan masalah penegakkan hukum. 

Sangat mungkin dari huruf ko" itu memberikan isyarat bahwa jika ada kerjasama menggelapkan uang negara atau jika ada Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), maka harus di knockout. Jadi, dari silbe namanya tersimpan prinsip ketegasan seorang Artidjo: Sogok Aku, kau kutangkap.

3. Star (t)

Kata ini sudah familiar tentunya. Namun apa makna dan hubungannya? Kepergian Artidjo untuk selamanya tentu menimbulkan kehilangan untuk anak bangsa ini. Namun, selama hidupnya, Artidjo telah menunjukkan hidup yang luar biasa, terpuji khususnya di kancah hukum di negeri ini.

Saya pikir bahwa kepergian Artidjo telah meninggalkan pesan, tentu sejauh refleksi pribadi, hal itu saya merasakan itu. Pesan tentang arti sebuah nama, nama yang bermakna bukan cuma untuk dirinya, tetapi untuk bangsa dan negaranya. 

Bukan cuma itu rasanya, ia meninggalkan pesan melalui suku kata terakhir dari namanya sendiri: Kita yang tahu tentang betapa arti dari sebuah nama itu, supaya jangan berhenti di titik nol atau zero, tetapi jadilah itu titik star untuk melahirkan Artidjo Alkostar untuk situasi bangsa saat ini.

Komitmen untuk meneladani Artidjo Alkostar tidak bisa ditunda-tunda lagi. Negeri ini membutuhkan orang seperti Artidjo Alkostar, ia tidak bicara tentang arti namanya, tetapi ia telah hidup sesuai arti namanya.

Artidjo Alkostar, akhirnya menjadi sebuah nama yang penuh makna untuk bangsa dan seluruh rakyat Indonesia. Nama yang menyimpan pesan bukan cuma kejujuran, pengosongan dan keheningan mutlak, tetapi juga mesti berdampak pada keberanian untuk mengambil langkah start supaya semuanya menjadi suatu kenyataan hukum yang menegakkan kebenaran. Artidjo telah membuktikan itu semua. Ia berangkat dari Zero keheningan batinnya sampai pada Hero keteladanan untuk semua. Mari kita belajar dari Artidjo Alkostar. Salam berbagi.

Ino, 03.03.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun