Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengapa Ada Kejutan yang Menyedihkan dan Bagaimana sih Cara Mengatasinya?

26 Februari 2021   04:19 Diperbarui: 26 Februari 2021   11:54 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya katakan dengan jujur, ini kenangan metode yang pernah diajarkan Pak Don yang telah pergi itu. Sang Guru yang cerdas menemukan rumus untuk menguasai sesuatu yang penting. Memang kata orang, belajar itu beda dengan menghafal. Orang tidak akan berkembang kalau cuma menghafal saja tanpa mengerti. Tunggu dulu, kalau seandainya sama sekali tidak ada sesuatu di kepala, ya mau apa nanti. Saya ingat kata seorang Guru bahasa latin di Universitas seperti ini: "Das Wort muss unbedingt im Kopf und nicht im Box sein." Artinya, kata harus ada di kepala dan bukan di kotak atau laci saja. Tentu saja, idealnya, apa yang ada di kepala itu adalah hal yang memang dimengerti dan bukan sekedar menghafal saja tanpa aktualisasi. 

3. Kisah meninggalkan anak yang masih sekolah

Bagi saya kisah meninggalkan anak yang masih sekolah, itu bukan cerita yang menyenangkan. Saya tahu bahwa Pa Don hampir dua tahun hidup sendiri karena istri kesayangannya juga telah meninggal karena serangan kanker. Karena isterinya adalah juga guru saya, maka saya dengan hormat menyebut kembali namanya Ibu Mery. Pasangan Pa Don dan Ibu Mery memiliki dua orang anak, Yanti dan Jhon. Yanti baru saja telah menyelesaikan sarjananya, bahkan baru memulai hidup baru bersama suaminya. Sedangkan Jhon masih menapaki panggilannya sebagai seorang Frater yang sedang belajar Filsafat. Kisah sedih yang tidak mudah bagi Yanti dan Frater Jhon. Yanti mungkin berbagi cerita dengan suaminya dan keluarga lainnya, namun bagaimana Frater Jhon. Menjalani panggilan untuk menjadi pelayan tanpa topangan kedua orang tua, itu sungguh tidak mudah. Pada siapa dia berbagi susah dan senang di jalan panjang hidup panggilannya? Adakah sepucuk doa yang setia dan sekuat doa sang ayah dan sang ibu? Saya kira tidak. 

Akan tetapi, cara pandang iman semuanya bisa lain dan tak terduga, bahkan suatu ketika orang bisa bilang: "Bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil. Jika Tuhan menghendaki, maka semua hanya akan menjadi mungkin." Percaya atau gak, sekurang-kurangnya saya bisa mengatakan ini: "Frater Jhon percayalah bahwa ayahmu terkasih dan ibumu yang tercinta mendoakan Frater Jhon dari ketinggian yang diliputi dengan sukacita kekal. Kedua orangtua Frater Jhon mungkin menjadi lebih dekat membimbing dan menuntun jalan panggilan Frater Jhon sebagai pelayan umat nantinya. jadilah tegar, Frater pasti bisa. Doa kecil saya pasti untukmu juga, karena seperti ayahmu pernah bilang: Kita ini bukan keluarga, tetapi kita sudah menjadi begitu dekat, bahkan lebih dekat dari posisi kita sebagai keluarga." 

Bagaimana cara mengatasi kejutan yang menyedihkan?

Hari ini memang diliputi oleh suasana hati yang menyedihkan. Tentu itu tidak bisa dihindari. Namun, dari beberapa pengalaman sebelumnya, saya menemukan tiga cara agar orang bisa mengatasi kejutan yang menyedihkan itu:

1. Belajar melihat peristiwa yang sedang terjadi itu sebagai suatu peristiwa yang juga pernah dialami oleh orang lain juga. Bahkan mungkin orang lain pernah mengalaminya dan jauh lebih menyedihkan.

2. Menuliskan peristiwa yang sedang terjadi. Orang bisa mengungkapkan semua perasaannya melalui tulisannya.

3. Percaya pada dimensi yang melampaui akal pikiran manusia. Ya, katakan saja Tuhan punya rencana indah yang tidak bisa dipahami manusia biasa saat sekarang ini.

Tentu tiga cara ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Dan saya juga percaya bahwa orang lain tentu memiliki pengalaman berbeda dan juga punya cara lain yang bisa mengatasi kejutan yang menyedihkan hati.

Ino, 26.02.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun