Terbangun di hari baru ditemani sang Fajar yang membara dalam rindu. Duduk sejenak menopang dagu, ya ingin bersyukur atas waktu dan terutama hidup.
Nada siulan pagi mengapit jendela, menghimpit relung sadar di samping jendela kaca. Ia melirik bersama berkas cahaya menembus sepi dari ambisi dunia. Siulan pagi mengusik hari bawa kabar: Kamu tak pernah sendiri sejak hari ini." Syukur itu bukan lagi sebuah mimpi.
Hari ini nada rinduku menggebu-gebu, bergelombang bagai amarah sang laut di penyeberangan Arafuru. Sembilan belas Februari  adalah waktu hadirmu untuk sujud bersyukur.
Nada rinduku tak pernah putus, berdering sepanjang nafas hidup, dalam ruang rasa dan waktu-waktu jenuh. Tak sangka tiba-tiba menusuk hingga mencium sum-sum. Nada itu bergema merdu bergandeng irama jantung pratanda hidup masih dipeluk sang waktu.
Nada rindu,
Nada hidup,
Nada Syukur,
Nada kembang tergeletak di sisimu,
Nada-nada tulisan rindu.
Ino,19.02.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H