Kompasianer, sudah tahukah kalian jika penggunaan seragam sekolah merupakan wujud teori postmodernisme Bourdieu? Jika belum, yuk simak penjelasan terkait di bawah ini!
Â
Seperti yang kita ketahui, penggunaan seragam sekolah diterapkan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Penerapan seragam sekolah pun sudah dilakukan sejak zaman penjajahan Jepang dengan maksud menerapkan kedisiplinan.
Â
Penerapan seragam sekolah dapat dijelaskan melalui pemikiran Postmodernisme Bourdieu, yaitu melalui konsep habitus, ranah, dan modal yang dirumuskan dalam praktik sosial dengan rumusan: (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik.Â
Â
Postmodernisme Bourdie berawal dari Bourdieu yang mengkritik pemikiran Marx yang dirasa terlalu berfokus pada hubungan produksi ekonomi, sehingga cenderung mengabaikan hubungan-hubungan dalam produksi budaya. Apabila Marx mengklasifikasikan masyarakat dalam kelas borjuis dan proletar, maka Bourdie membaginya ke dalam kelas dominan, borjuasi kecil, dan populer.Â
Â
Hal ini membuat pemikiran Bourdie mampu digunakan untuk menyingkap dominasi atau praktik kuasa beragam fenomena ranah politik, budaya, akademis, kesenian, dan lainnya.Â
Â
Konsep habitus Bourdie digunakan oleh subjek atau aktor untuk menghadapi kehidupan sosial dengan merasakan, memahami, menyadari, dan menilai kehidupan sosial. Dalam konsep ini, habitus menghasilkan dan dihasilkan oleh kehidupan sosial, yang artinya habitus merupakan struktur yang membentuk struktur dan juga struktur yang dibentuk oleh dunia sosial, sehingga habitus tergantung pada wujud seseorang dalam kehidupan sosial.Â