Mohon tunggu...
Inong Islamiyati
Inong Islamiyati Mohon Tunggu... Penulis - Gadis pemimpi dan penyuka anime

See the world with a different style and finding happiness

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bincang Inspiratif tentang Bisnis bareng Ketapels dan Ladiesiana

17 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 16 Desember 2024   20:14 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membangun bisnis adalah salah satu peluang kita untuk bisa mendapatkan uang yang besar dan lebih bebas dibandingkan dengan menjadi karyawan. Sebab dalam bisnis kita sendiri meski sekecil apapun, kita yang menjadi bosnya. Kita mengatur bisnis dan diri kita sendiri tanpa harus mematuhi perintah dari atasan. Namun banyak sekali orang yang takut untuk bisa memulai berbisnis karena takut rugi dan tidak kembali modal.

Pada tanggal 14 Desember 2024 kemarin saya mengikuti acara "Bincang Inspiratif: Galau Mau Kerja Kantoran atau Buka Usaha Sendiri, Mana Lebih Cuan?" yang diselenggarakan oleh Ketapels, Ladiesiana, dan Satu Pena DKI Jakarta. Berlangsung di O2 Corner, Co- Working Space gedung Kompas Gramedia, Palmerah Jakarta Barat. Cuaca yang sejuk dan hujan membuat acara ini agak terlambat karena beberapa peserta tertahan di perjalanan. Sebelum acara utama Bincang Inspiratif dimulai, acara dibuka dahulu oleh ibu Riap Windhu, ketua Ladiesiana. Kemudian kami mendengarkan pantun yang disampaikan oleh ibu Denik Erni, ketua Ketapels. Tidak disangka dan diduga kami para peserta juga diacak untuk membacakan puisi yang untungnya sudah dipersiapkan oleh panitia. Saya termasuk salah satu orang yang mendapatkan kesempatan membacakan puisi. Adapun puisi yang saya baca berjudul Bingkisan Khong Guan karya Joko Pinurbo, dan ada dua peserta lainnya yang juga membacakan puisi.

Acara kemudian berlanjut dengan bincang inspiratif yang diisi oleh narasumber bapak Iswadi Suhardi, seorang mantan PNS, penulis novel dan pemilik usaha online. Bapak Iswadi Suhardi pernah menjadi PNS di badan pusat statistik hingga mendapatkan beasiswa S2 di UGM dan S3 di Australia. Pernah juga beliau bekerja di  FAO (Lembaga Pangan Dunia) di Roma dan memperoleh jabatan yang cukup tinggi , Wakil Direktur sebagai satu-satunya orang Indonesia bahkan ASEAN. Meskipun telah menjadi PNS dengan gaji yang cukup besar dan pengalaman yang banyak, bapak Iswadi Suhardi merasa bahwa ini bukan passionnya dan ingin membuka usaha sendiri.

Dokumentasi Pribadi 
Dokumentasi Pribadi 

Satu pencerahan beliau dapatkan ketika beribadah umroh di Mekah dan bertemu dengan banyak pengusaha asal Indonesia. Bapak Iswadi merasa bahwa bisnis itu tidak terbatas berbeda dengan menjadi karyawan, pendapatan yang diperoleh bisnis bisa lebih besar dua kali bahkan puluhan kali lipat dibandingkan menjadi karyawan. Dari sana setelah pensiun dari pekerjaannya bapak Iswadi kemudian memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri.

Sebagai salah satu karyawan swasta juga, saya tahu bahwa tidak ada yang pasti dalam berbisnis selalu ada resiko untung dan rugi. Bagi saya dan beberapa teman karyawan ada beberapa alasan takut untuk memulai bisnis yakni malu, takut rugi dan tidak ada modal. Namun kalau kita terus menerus takut, maka kita tidak mampu berkembang. Ada resiko yang harus diambil lebih dalam berbisnis, namun ada juga peluang yang bisa kita dapatkan nantinya.

Salah satu bisnis yang mulai digeluti oleh bapak Iswadi Suhardi yakni menjual sepatu. Sepatu yang bernama Benseht ini memiliki keunikan tersendiri contohnya di bagian kertas pelapis sepatu dalam kotaknya. Ada banyak kata-kata motivasi meraih impian bagi pemilik sepatu. Bahkan bapak Iswadi membuat jinggle khusus untuk mempromosikan sepatu miliknya ini. Meskipun masih dalam tahap pengembangan dan pemasaran, setidaknya beliau sudah mau memulai bisnis dan berniat untuk memajukan bisnisnya.

Kita tidak pernah bisa menerka apa yang akan terjadi di masa depan. Tidak ada yang pasti dalam kehidupan ini. Namun kita bisa terus berusaha sebaik mungkin untuk terus meraih hal-hal baik. Sehingga nantinya, akan ada peninggalan berharga  kita ketika harus pergi dari dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun