Perempuan tua itu memandang dari balik jendela
Wajahnya penuh keriput
Mulutnya tak henti bergumam
Sorot matanya sendu
Seolah menantikan sesuatu
Jendela selalu menjadi tempat favoritnya
Saat dia masih kecil
Dia menatap bintang
Dari balik kaca jendela
Lalu berjanji
Aku akan menemukan bintangku sendiri
Gadis kecil itu dulu bermimpi besar
Sayangnya dia belum tahu
Meraih bintang tidak semudah itu
Dia terus berjalan
Berlari mengejar mimpi
Namun akhirnya terhentiÂ
Karena rasa putus asa
Waktu perlahan membawanya tumbuh
Menjadi seorang remaja cantik
Dan jendela tetap menjadi tempat favoritnya
Dari balik jendela dia menatap seseorang
Lalu dia jatuh cinta
Hingga akhirnya menikah
Berharap menemukan bahagia
Tetapi dia tidak tahu
Bahwa pernikahan juga tidak mudah
Terkadang manis tetapi juga bisa pahit
Cobaan pun datang silih berganti
Dia kebingungan
Mengapa hidupnya jadi seperti ini
Terkadang dia menyesali masa lalu
Tetapi semuanya kini tidak berarti lagi
Bulir air mata
Mengalir dari sang perempuan tua
Dari balik jendela
Dia menyesali dirinyaÂ
Karena sudah melihat dunia
Bukan dari luar jendela
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H