Mohon tunggu...
Inong Islamiyati
Inong Islamiyati Mohon Tunggu... Penulis - Gadis pemimpi dan penyuka anime

See the world with a different style and finding happiness

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pengalaman Pertamaku Menonton Film di Bioskop

17 Juli 2023   21:00 Diperbarui: 15 Oktober 2024   15:00 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini aku hendak menonton film bersama teman-teman kantorku. Kami hendak menonton film "Pengabdi setan 2." Aku tidak terlalu keberatan untuk menonton film horor dan tidak merasa takut karena aku ingat kalau adegan seram di film horor itu Cuma akting saja. Yang membuat aku miris adalah banyak juga anak-anak kecil yang ikut menonton film horor itu bersama orang tuanya. 

Aku sedikit kesal, mengapa para orang tua membiarkan anaknya menonton film yang jelas tidak cocok untuk usia mereka. Bahkan aku lihat ada anak yang tidak acuh menonton film dan asyik bermain game lewat ponselnya. Ketika aku menonton pun aku tidak merasa nyaman karena anak-anak itu ribut dan berteriak setiap setannya muncul. 

Ada juga yang tertawa kencang dan ada pula yang tertidur. Namun aku terkadang cukup menikmati filmnya. Bagiku adegan film dan alur ceritanya santai dan punya latar belakang yang kuat. Lumayan seram juga ditambah efek suara dan darah yang cukup mengejutkan.

Selain anak-anak yang ribut dalam bioskop, ada satu hal lagi yang membuatku miris. Ada orang yang diam-diam merekam film bioskop. Walau memang hanya sebentar saja. 

Aku kesal karena aku tahu, merekam di bioskop itu dilarang. Aku membayangkan wajah mereka di balik layar yang sudah bekerja keras untuk menyelesaikan film ini. Dari penulis, sutradara, aktor dan lainnya yang sudah pasti mengeluarkan tenaga dan biaya demi sebuah film yang bagus. 

Mereka layak diberi apresiasi dengan cara, kita menonton filmnya secara legal. Tidak heran kalau masih banyak orang yang lebih menonton film secara bajakan dari pada lewat situs resminya. 

Jika tidak bisa menonton di bioskop, tunggu saja film tersebut hadir di televisi atau situs streaming yang resmi. Aku paham kalau ekonomi setiap orang itu berbeda sehingga beberapa orang memilih menonton secara bajakan karena gratis. Tetapi jika mereka menyadari bahwa pengorbanan dibalik sebuah film, maka aku yakin mereka pasti akan berpikir ulang untuk menonton film secara bajakan.

Sebagai penikmat sebuah film, alangkah baiknya jika kita ikut membantu sebuah film agar lebih baik dengan cara menonton film di situs resmi. Juga menonton film sesuai usia kita. Karena meski di setiap film sudah diberikan peringatan usia, namun masih saja ada pihak yang abai dan kurang peduli. Aku berharap industri film di negeriku ini bisa semakin maju. Karena film bagiku adalah cerminan kemajuan kreativitas sebuah bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun