Mohon tunggu...
ASIAH
ASIAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rencana Aksi Jalan Salib Pemuda Katolik Papua Mengganggu Misi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

4 September 2024   14:16 Diperbarui: 4 September 2024   15:52 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3 September 2024 adalah momen bersejarah yang membawa pesan kuat tentang perdamaian dan persatuan. Sebagai pemimpin Gereja Katolik yang dihormati di seluruh dunia, kunjungan Paus ke Indonesia, negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, menunjukkan komitmennya terhadap dialog antaragama. Kunjungan ini tidak hanya penting bagi umat Katolik, tetapi juga menegaskan bahwa Indonesia adalah contoh bagi dunia dalam menjaga kerukunan umat beragama.

Selama kunjungannya, Paus Fransiskus akan bertemu dengan para pemimpin enam agama yang diakui di Indonesia, termasuk Islam, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, dan Katolik, di Masjid Istiqlal, Jakarta. Pertemuan ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi simbol kuat bahwa keberagaman agama di Indonesia adalah kekuatan, bukan sumber perpecahan. Terhubungnya Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral melalui "terowongan persahabatan" semakin mempertegas pesan ini.

Dalam konteks kedatangan Paus Fransiskus yang membawa misi perdamaian, ada rencana pemuda Katolik Papua untuk mengadakan Jalan Salib di depan Istana Negara pada tanggal 4 September 2024 perlu dipertimbangkan kembali. Meskipun aksi ini diniatkan sebagai ungkapan iman, kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia, namun sebagaimana tradisi dari gereja katolik, bahwa pelaksanaan prosesi Jalan Salib merupakan suatu kegiatan sakral agama Katolik, dimana pelaksanannya seharusnya dilakukan di Gereja, juga harus ada ikon-ikon yang perlu untuk direnungkan atas kisah wafatnya Yesus Kristus atau tempat-tempat yang sudah diakui oleh Gereja katolik.

Sebagai pemuda yang peduli terhadap perdamaian dan persatuan, pemuda Katolik Papua bisa memilih cara lain yang lebih konstruktif untuk mengekspresikan iman mereka. Misalnya, terlibat dalam kegiatan yang mendukung misi perdamaian Paus, seperti diskusi antaragama atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Langkah-langkah ini lebih efektif dalam menciptakan suasana damai dan memperkuat solidaritas antarumat beragama di Indonesia.

Dengan memilih tindakan yang bijaksana dan sesuai dengan semangat kedatangan Paus Fransiskus, pemuda Katolik Papua dapat berperan aktif dalam menjaga keharmonisan bangsa. Ini juga akan memastikan bahwa pesan perdamaian dan persatuan yang dibawa oleh Paus Fransiskus tidak tercemar oleh aksi-aksi yang bisa menimbulkan konflik. Mari kita sambut kedatangan Paus Fransiskus dengan kebijaksanaan dan komitmen untuk menjaga perdamaian di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun