Pada masa kampanye Pemilihan Presiden kemarin tentu kita dihebohkan dengan fenomena duelisme antara Metro TV dan TV One. Media milik Surya Paloh, Metro TV amat genjar memberikan hal positif tentang pasangan nomor urut 2, Jokowi dan Jusuf Kalla. Sementara TV One dibawah naungan Viva Grup milik Aburizal Bakrie, intens mempromosikan Prabowo-Hatta di setiap program acaranya.
Namun disamping isi program dan berita yang disajikan, serta hiruk pikuk perselisihan kedua TV tersebut, ternyata baik pasangan Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta tidak menjadikan Metro TV dan TV One sebagai destinasi utama untuk beriklan pada masa kampanye kemarin jika dilihat dari banyaknya biaya yang dikeluarkan.
Halaman pemantauan iklan Pemilihan Presiden www.iklancapres.org melansir sebuah data lengkap tentang sepak terjang kedua pasangan dalam beriklan di media massa baik televisi, radio, dan media cetak di lima kota di Indonesia (Jakarta, Medan, Surabaya, Banjarmasin, dan Makassar).
Pasangan nomor urut satu Prabowo-Hatta menjadikan ANTV sebagai televisi nomor satu yang menyedot banyak biaya iklan mereka. Dengan presentase 19.23% dari biaya total beriklan di televisi, pasangan ini menghabiskan dana Rp 11,43 milyar dengan frekuensi penayangan sebanyak 281 kali untuk beriklan di ANTV yang merupakan salah satu member dari Viva Grup.
Sementara untuk pasangan Jokowi-JK, dari total uang Rp 57,59 milyar untuk beriklan di televisi 20.05% dana mereka habiskan untuk beriklan di RCTI. Pasangan nomor urut dua ini telah menghabiskan dana sebasar Rp 11,54 milyar dengan frekuensi penayangan iklan sebanyak 288 kali di RCTI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H