Kota Pekalongan dibelah oleh beberapa sungai, di antaranya sungai Kupang yang akrab disebut Kali Loji. Sungai ini berhulu di sekitar Gunung Kendalisodo. Ketika sampai hilir, beban tubuhnya kian berat. Menghitam, bahkan kadang memerah.
IPAL Batik Belum Optimal
Tepat di samping bak penampungan limbah cair, aku berbincang dengan Om Wiwid salah satu tokoh masyarakat pembatik kota Pekalongan. Kauman merupakan salah satu kampung batik di Kota Pekalongan, letaknya persis di sebelah barat alun-alun.
"Dulu, jaman saya kecil saat batik sedang maju-majunya...saya masih bebas kok berenang di sungai. Tidak ada sungai-sungai kotor. Lha sekarang, batik sudah menurun dibanding dulu...tapi sungai begini. Jadi, ini bukan karena batik. Ingat, di hulu ada banyak industri jeans yang pencuciannya dibuang ke sungai."
Dari keseluruhan industri batik di Kota Pekalongan, hanya 0,6% industri yang memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL) batik dan selebihnya mengalirkan air limbah batiknya ke badan air (saluran drainase dan kali). Faktor biaya dan kurangnya lahan serta kesadaran menjadi pemicu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada tahun 2003, pemerintah Kota Pekalongan telah membangun IPAL batik di Kelurahan Jenggot dan pada tahun 2009 dibangun IPAL batik di Kelurahan Kauman.
Parameter kualitas air dan air limbah dinyatakan dalam himpunan nilai parameter kualitas air yang ditentukan agar badan air dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya dan menjaga kemampuan badan air dalam menampung air limbah tanpa menurunkan daya dukung perairan tersebut. Parameter kualitas air tersebut meliputi tiga aspek, yaitu parameter fisis, biologi dan kimiawi.
Lokasi dan kapasitas IPAL tersebut dinilai kurang efektif dalam menanggulangi debit air limbah batik diseluruh Kota Pekalongan yang mencapai 3.131 m3/hari. Selain itu kedua IPAL di Kelurahan Jenggot dan Kelurahan Kauman tidak terletak pada lokasi yang dapat mencakup semua air limbah batik untuk seluruh produksi batik di Pekalongan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Putri Yasmin dengan menggunakan metode analytical hierarchy process, kriteria pembuatan lokasi IPAL adalah debit limbah, beban lingkungan, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, ketersediaan energi dan ekonomi.
Adapun Sebelas kelurahan yang sebaiknya segera dibangun IPAL tersebut meliputi Kelurahan Tirto, Pasirsari, Landungsari, Sokorejo, Dekoro, Gamer, Pabean, Bandengan, Karangmalang, Kandangpanjang dan Degayu.
Komitmen bersama
Pada tanggal 2 Oktober 2018, aku berada di antara lautan warga Pekalongan yang bersarung batik. Kami mengadakan upacara peringatan dimana batik ditetapkan menjadi warisan budaya dunia. Dalam momen sacral ini dideklarasikan komitmen bersama, salah satunya tentang batik ramah lingkungan.