Mohon tunggu...
Innes Tri
Innes Tri Mohon Tunggu... Lainnya - student

biology student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Biota Laut: Hiu Harimau (Galeocerdo cuvier), Apeks Predator di Laut Tropis

6 Desember 2020   17:44 Diperbarui: 6 Desember 2020   19:43 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Galeocerdo cuvier atau hiu harimau merupakan salah satu karnivora terbesar di lautan. Hiu harimau memiliki corak garis-garis seperti harimau pada tubuhnya yang memudar seiring bertambahnya usia. Hiu harimau berwarna kebiruan atau kehijauan dengan bagian bawah perut berwarna kuning muda atau putih. Spesies ini memiliki hidung besar tumpul di ujung kepala berbentuk baji. Hiu harimau memiliki gigi yang bergerigi sehingga mudah merobek daging dan meretakkan tulang serta cangkang mangsanya.

Galeocerdo cuvier banyak ditemukan di perairan subtropis dan tropis, terutama dari 45°LU sampai 32°LS. Hiu harimau pernah terlihat dari pantai timur Amerika Utara hingga pantai timur Brazil, termasuk pantai selatan Amerika Utara, Meksiko, dan Amerika Latin di sepanjang Teluk Meksiko. Hiu harimau juga menghuni pantai Cina, India, Afrika, Jepang, dan Samudra Pasifik.

Hiu harimau adalah spesies air asin. Meskipun hiu harimau lebih menyukai ekosistem lamun di daerah pesisir, namun terkadang hiu harimau mendiami daerah lain karena ketersediaan mangsa. Hiu harimau menghabiskan sekitar 36% waktunya di habitat pantai dangkal, umumnya pada kedalaman 2,5 hingga 145 m. Spesies ini telah didokumentasikan beberapa kilometer dari daerah dangkal dan pada kedalaman hingga 350 m. Hiu harimau betina lebih sering diamati di daerah dangkal daripada jantan. 

Hiu harimau bersifat poligini, artinya jantan dan betina memiliki banyak pasangan. Hiu harimau terlahir mandiri, induknya tidak membantu anak-anaknya mencari makan, berteduh, atau bertahan hidup. Hiu jantan tidak berperan dalam kehidupan keturunannya. Namun, juvenile dari hiu harimau terlahir dengan karakteristik yang dapat membantu mereka bertahan hidup tanpa induk, termasuk pola kamuflase, gigi untuk membantu menangkap mangsa, dan kecepatan  berenang untuk menghindari predator.


Makanan hiu harimau meliputi moluska, burung, ular, krustasea, penyu, dan duyung. Gigi bergerigi memberikan spesies ini kemampuan untuk menembus cangkang penyu. Hiu harimau sering mengais paus yang mati atau terluka, dan hiu harimau besar dapat bertahan hidup beberapa minggu tanpa makan. Spesies ini kemungkinan besar lebih mengandalkan trik mengelabui mangsanya daripada kekuatan dan kecepatan untuk menangkap mangsa. 

Sebagai predator teratas dalam ekosistemnya, hiu harimau mampu mengendalikan populasi spesies mangsa, meskipun hal ini belum diverifikasi. Hiu harimau juga menjadi inang bagi ikan remora, yaitu ikan pengisap kecil. Hiu harimau dan ikan remora memiliki hubungan di mana ikan remora menempel di dekat perut hiu harimau dan menggunakannya untuk transportasi dan perlindungan. Ikan remora juga memakan sisa-sisa makanan yang dijatuhkan oleh hiu harimau. 

Usia rata-rata hiu harimau di alam liar adalah 27 tahun, meskipun beberapa dapat hidup hingga usia 50 tahun. Hiu harimau di penangkaran tidak hidup lama, maksimal 17 sampai 20 tahun. Di penangkaran, spesies ini cenderung mati karena kelaparan daripada usia tua, karena makanan yang sudah mati kurang menarik bagi hiu harimau.

Saat ini, jumlah total hiu harimau di seluruh dunia belum diketahui. Namun, hiu harimau telah terdaftar tengan status near threatened (NT) di IUCN - Red List. Salah satu inisiatif utama untuk melindungi spesies ini adalah pembatasan jumlah hiu yang ditangkap oleh nelayan.

Referensi

Heithaus, M., L. Dill, G. Marshall, B. Buhleier. 2002. Habitat use and foraging behavior of tiger sharks (Galeocerdo cuvier) in a seagrass ecosystem. Marine Biology, 140(2): 237-248.

Heithaus, M., L. Dill. 2002. Food Availability and Tiger Shark Predation Risk Influence Bottlenose Dolphin Habitat Use. Ecology, 83: 480-491.

Heithaus, M. 2001. The biology of tiger sharks, Galeocerdo cuvier, in shark bay, Western Australia: sex ratio, size distribution, diet, and seasonal changes in catch rates. Environmental Biology of Fishes, 61(1): 25-36.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun