Pada artikel sebelumnya telah dibahas mengenai ragam etnis di Indonesia serta berbagai jenis bahasa dan keunikannya. Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai factor apa sajakah yang menyebabkan hilang atau punahnya bahasa dari suatu etnis/suku bangsa.
Indonesia adalah Negara pemilik bahasa daerah terbanyak kedua di dunia setelah papua nugini. Jumlah bahasa daerah di Indonesia saat ini kurang lebih mencapai 700-an, namun sekitar 139 diantaranya terancam punah.Â
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hilang atau punahnya bahasa-bahasa daerah tersebut, diantaranya adalah karena adanya pengaruh globalisasi, adanya etnis mayoritas dan minoritas, kurangnya minat generasi muda terhadap budaya leluhurnya, bahkan sampai crossbreeding atau perkawinan silang. Berikut adalah penjelasannya.
Globalisasi
Globalisasi merupakan suatu proses penyatuan budaya dan informasi. Globalisasi adalah hal yang sangat sulit ditolak bagi indonesia, bahkan bagi Negara manapun.Â
Selain menyebabkan banyak hal positif, globalisasi juga membawa berbagai dampak negatif yang tidak bisa diabaikan. Arus globalisasi yang paling berpengaruh saat ini adalah globalisasi dalam bidang teknologi dan informasi.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ini kemajuan teknologi informasi banyak menghasil produk-produk yang sangat bermanfaat untuk memudahkan proses komunikasi dan pertukaran informasi bagi masyarakat, salah satunya adalah dengan kehadiran smartphone. Namun, penggunaan alat komunikasi tersebut sepertinya sudah sangat keluar jalur.Â
Banyak generasi muda yang lebih aktif disosial media namun pasif di lingkungan sosial, selain itu hadirnya social media juga sangat banyak mempengaruhi generasi muda dalam berbahasa.Â
Kalangan muda lebih sering berkomunikasi dengan mencapur-adukan bahasa Indonesia dan bahasa Asing, juga senang memunculkan bahasa-bahasa baru (red:alay) yang sama sekali tidak mengandung unsur kebahasaan nasional Indonesia. Jika hal ini terus dibiarkan jangankan bahasa daerah, bahkan bahasa nasionalpun lama-kelamaan akan rusak.
Adanya Etnis Mayoritas dan Minoritas
Indonesia adalah Negara yang terdiri dari ribuan etnis dan ratusan bahasa daerah. Namun didalam suatu kelompok masyarakat pastinya terdapat suatu etnis yang mendominani suatu daerah tersebut, juga kelompok masyarakat yang jumlahnya sedikit (minoritas).Â
Jika kelompok minoritas tidak pandai-pandai untuk menerapkan bahasanya didalam kehidupan sehari-hari, maka dapat dipastikan bahwa bahasa tersebut akan kehilangan keunikannya bahkan bisa menyerupai bahasa mayoritas itu sendiri.
Kurangnya Partisipasi Generasi Muda
Generasi muda adalah penerus bangsa. Generasi muda adalah orang-orang yang akan menentukan seperti apakah penerus Indonesia dimasa depan kelak. Untuk itu kita sebagai generasi muda hendaknya selalu menjaga kelestarian berbagai macam budaya yang telah dititipkan oleh leluhur kita, salah satunya adalah Bahasa.Â
Jika generasi muda yang diharapkan dapat menjadi penerus bangsa sendiri tidak mampu untuk mempertahankan bahasa leluhurnya, maka dapat dipastikan bahwa lama-kelamaan bahasa daerah tersebut akan hilang tergerus zaman.
Crossbreeding
Hal terakhir yang dapat mempengaruhi hilangnya suatu bahasa daerah adalah karena adanya crossbreeding atau perkawinan silang antar etnis, terlebih etnis mayoritas dan minoritas.Â
Ketika dua orang yang berasal dari etnis yang berbeda menikah dan mempunyai keturunan, maka kebanyakan yang terjadi adalah didalam suatu keluarga tersebut hanya memakai satu bahasa daerah yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Sangat jarang bila keluarga multietnis menggunakan kedua bahasa daerah mereka dalam percakapan.Â
Bahkan, tidak jarang terjadi keluarga multietnis yang hanya menggunakan bahasa Nasional saja dalam percakapan mereka sehari-hari. Hal itu sangat mempengaruhi hilangnya bahasa daerah bagi keturunan mereka kelak. Bahkan bukan tidak mungkin bahwa keturunan mereka tidak tau lagi darimana asal-usul leluhur mereka
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa banyak hal yang dapat menyebabkan hilangnya bahasa daerah. Tetapi, apapun alasan dan kendalanya kita sebagai generasi muda sudah seharus dan sewajibnya melakukan apapun untuk mempertahankan budaya kita, disamping pengaruh globalisasi, disamping karena etnis minoritas, disamping karena crossbreeding.Â
Karena hal tersebut bukanlah halangan yang berarti jika kita terus menanamkan prinsip pada diri kita untuk selalu melestarikan warisan budaya yang ada.
"people without the knowledge of their past history, origin and culture is like a tree without roots, right ! "
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H