Mohon tunggu...
Inne ErzaPermana
Inne ErzaPermana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas AIrlangga

Saya mahasiswa, tertarik dengan topik : entertaint, travel and food, dan hal hal update lainnya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kesehatan Rongga Mulut Terganggu, Kenali Odontogenik Keratosis

17 Mei 2023   21:11 Diperbarui: 17 Mei 2023   21:19 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rongga mulut merupakan akses pertama dimana makanan sebelum masuk kedalam tubuh. Pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut karena memiliki peranan penting dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan. Apabila kesehatan rongga mulut tidak terjaga, maka akan lebih mudah bagi penyakit masuk kedalam tubuh dan mengganggu metabolisme tubuh. Salah satu penyakit yang dapat muncul pada rongga mulut adalah kista. 

Kista adalah kelainan patologi yang dilapisi epitel dan terdiri dari epitel dental maupun epitel non dental serta berisi cairan ataupun tidak sepenuhnya cairan. Kista tidak hanya dapat tumbuh pada jaringan lunak namun juga tumbuh diantara tulang maupun diatas tulang (Moore, 2001 ; Sudiono dkk., 2003). 

Kista pada rongga mulut memiliki banyak jenis,mulai dari kista odontogenik keratosis, kista radikular, dan kista dentigerous. Diantara ketiga jenis kista tersebut, kasus yang jarang ditemukan pada poliklinik atau rumah sakit adalah kista odontogenik keratosis. Odontogenic keratocysts atau kista pada rongga mulut merupakan suatu kelainan pada rongga mulut yang ditandai dengan kemunculan massa atau kista. 

Penyebab munculnya Kista Rongga Mulut

Odontogenic keratocysts atau kista primordial biasanya terjadi akibat dari proses inflamasi, trauma, maupun cacat embrionik. Akan tetapi pada sebagian besar kasus munculnya Kista odontogenic keratosis terjadi akibat proliferasi sisa epitel ketika perkembangan gigi. Penyakit ini dapat terjadi pada semua umur, namun tingkat resiko lebih tinggi pada orang yang berusia 20-an atau 30-an. 

Gejala yang muncul pada penderita

Kista odontogenik keratosis pada kasus yang belum parah tidak akan menimbulkan tanda - tanda gejala klinis. Namun pada 50% penderita kelainan ini merasakan sebagai berikut :

  1. Pembengkakan pada rongga mulut dengan terdapat cairan maupun tidak serta pembengkakan yang terlihat licin dan terkadang lebih menonjol daripada tulang rahang.

  2. Parestesia atau kesemutan pada area bibir, gigi tanggal serta rasa sakit. 

  3. Kurang nyaman ketika terjadi pergerakan pada sendi TMJ

Komplikasi yang dapat muncul 

Ketika lesi atau kista dari odontogenik keratosis membesar atau meluas akan terjadi beberapa komplikasi yang terjadi antara lain :

  1. Malposisi pada gigi 

  2. Ekspansi tulang rahang 

  3. Resorpsi akar gigi

  4. Pada kasus lebih ekstrim akan terjadi resorpsi tulang mandibula atau tulang rahang

Skrining awal odontogenik keratosis 

Salah satu skrining awal yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radiologi. Seorang dengan gejala klinis odontogenik keratosis biasanya disarankan untuk melakukan pemeriksaan panoramik untuk menampilkan gigi geligi, sendi temporomandibular, tulang rahang serta struktur yang terdapat pada sekitar gigi. Yang paling utama dari pemeriksaan radiografi panoramik adalah menampilkan lesi atau kista untuk mengevaluasi dampaknya terhadap gigi dan tulang rahang. 

Pemeriksaan radiografi panoramik sendiri sangat membantu dokter dalam mendiagnosis kelainan patologis pada tubuh pasien. Sebelum melakukan pemeriksaan pasien tidak memerlukan persiapan khusus, cukup melepaskan benda benda logam yang berada pada area kepala. Pemeriksaan panoramik membutuhkan waktu sekitar 10-20 detik sedikit lebih lama daripada pemeriksaan radiografi konvensional lainnya. 

Pada saat pemeriksaan berlangsung radiografer harus selalu memperhatikan keadaan pasien untuk menghindari pergerakan pada pasien selama pemeriksaan. Proteksi radiasi pada pasien juga harus diperhatikan. Penggunaan apron khususnya tiroid akan sangat bermanfaat selama pemeriksaan untuk menghindari paparan pada kelenjar tiroid yang sangat sensitif terhadap radiasi. 

Penyakit odontogenik keratosis ini memiliki kecenderungan kambuh sangat tinggi pasca eksisi atau pasca operasi pengangkatan kista sehingga diperlukan skrining dengan interval waktu tertentu untuk menghindari kista yang meluas atau membesar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun