Mohon tunggu...
Inneke Putri Siagian
Inneke Putri Siagian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Historis dan Eksistensi Pendidikan Tinggi Agama Islam di Indonesia

12 Januari 2023   13:50 Diperbarui: 12 Januari 2023   14:05 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

F. Perkembangan Nama-nama Perguruan Tinggi Islam di Indonesia
1.Perkembangan Pendidikan Tinggi Umum Negeri
Perkembangan pendidikan tinggi sesudah proklamasi mengalami berbagai tantangan, sebagaimana juga tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia secara umum pada waktu itu.
Dengan kembalinya pemerintah pendudukan Belanda ke bumi Indonesia  maka agenda pendidikan tinggi pemerintah Belanda yang sempat terbengkalai dilanjutkan kembali. Dalam tahun 1946 oleh Pemerintah Pendudukan Belanda telah didirikan Universiteit van Indonesie, sebagai gabungan dari perguruan-perguruan tinggi yang didirikannya sebelum tahun 1942, yang berpusat di Jakarta dengan Faculteit-faculteitnya antara lain: di Jakarta (Hukum, Kedokteran, Ekonomi dan Sastera), di Bogor (Pertanian dan Kedokteran Hewan), di Bandung (Tekhnik), kemudian diperluas lagi dengan Faculteit-faculteit di Surabaya (Kedokteran Gigi) dan di Makassar (Ekonomi).
Sementara itu pemerintah Republik Indonesia yang harus mengungsi dari daerah pendudukan Belanda pada tanggal 17 Februari 1946 di Ibukota Republik Indonesia, yang pada waktu itu berada di Yogyakarta, mendirikan Sekolah Tinggi Teknik melalui Kementerian Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Langkah selanjutnya setelah meredanya ketegangan dan menjelang pengakuan kedaulatan, Pemerintah Republik Indonesia menimbang perlu memusatkan Perguran Tinggi Negeri menjadi satu universitas. Dengan Peraturan Pemerintah 1949 No. 23.  Semua perguruan tinggi negri di Yogyakarta untuk sementara dengan tidak mengubah keadaan dan susunannya masing-masing, digabungkan menjadi suatu universitas dengan nama "Universiteit Gadjah Mada" yang berkedudukan di Yogyakarta106. Pada tanggal 19 Desember 1949 diresmikanlah berdirinya "Universiteit Negeri Gadjah Mada" ini sebagai Universitas yang pertama, yang berkedudukan di Yogyakarta dan mencakup fakultas-fakultas yang telah didirikan sebelumnya.
Pada perkembangan berikutnya di tahun 1950-an didirikan pula beberapa perguruan tinggi baru yang mandiri di beberapa daerah dengan sistem universitas beserta fakultas-fakultasnya, pendirian Perguruan Tinggi baru ini merupakan pengembangan dari fakultas-fakultas Universiteit Indonesia yang tersebar di beberapa daerah dan juga fakultas-fakultas Universiteit Gadjah Mada ditambah dengan pendirian fakultas-fakultas baru yang menjadi kelengkapan Universitas tersebut, adapun pembukaan Perguruan Tinggi tersebut antara lain sebagai berikut:
a.Universitas Airlangga di Surabaya (PP. no 57 tahun 1954, mulai berlaku tanggal 10 November 1954).
b.Universitas Hasanuddin di Makassar (PP. no 23 tahun 1956, mulai berlaku tanggal 1 September 1956).
c.Universitas Andalas di Bukittinggi (PP. no 24 tahun 1956, mulai berlaku tanggal 1 September 1956).
d.Universitas Padjajaran di Bandung (PP. no 37 tahun 1957, mulai berlaku tanggal 11 September 1957).
e.Universitas Sumatera Utara di Medan (PP. no 48 tahun 1957, mulai berlaku tanggal 30 Oktober 1957).
f.Institut Teknologi Bandung di Bandung (PP. No 6 tahun 1959, mulau berlaku pada tanggal 28 Februari 1959).  
Pendirian perguruan tinggi terus dilakukan sehingga pada akhir tahun 1965 pemerintah telah mendirikan 29 perguruan tinggi. Penambahan perguruan tinggi pada masa ini menjadi semakin besar jumlahnya karena adanya pendirian universitas, sekolah tinggi dan insitut swasta serta kedinasan di luar depertemen.

2.Perkembangan Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia
Berbeda dengan sejarah perkembangan perguruan tinggi negeri umum di Indonesia, perkembangan pendidikan tinggi Islam negeri di Indonesia secara lembaga baru mulai berkembang pada masa setelah kemerdekaan. Dan pada perkembangan awalnya lembaga-lembaga Pendidikan Tinggi yang bersifat keagamaan tersebut lebih banyak diusahakan oleh kalangan swasta, sementara di bidang agama pemerintah nampaknya lebih banyak berkonsentrasi pada masalah pendidikan dasar, menengah serta kejuruannya yang kebanyakan berupa sekolah guru agama.
Usaha untuk merintis pendidikan tinggi Islam pada periode awal ini, juga dilakukan oleh para tokoh-tokoh besar Indonesia antara lain seperti Muhammad Hatta, M. Natsir, K.H.A Wahid Hasyim, dan K.H Mas Mansur. Dimana rintisan dan peletakan awal pendidikan tinggi Islam kemudian terbentuk pada tanggal 8 Juli 1945 ketika Sekolah Tinggi Islam berdiri di Jakarta di bawah pimpinan Prof. Abdul Kahar Mudzakir, sebagai bentuk realisasi kerja sebuah yayasan (Badan Pengurus Sekolah Tinggi Islam) yang diketuai oleh Muhammad Hatta dengan sekretaris M. Natsir . Dalam memorandumnya, Hatta memang tegas sekali menyatakan bahwa agama merupakan salah satu tiang kebudayaan bangsa. Maka pendirian perguruan tinggi agama Islam dianggap sebagai sesuatu yang amat mendesak. Tujuannya ialah untuk menghasilkan alim-ulama yang intelek.
Berikut adalah perguruan-perguruan tinggi Islam yang di usahakan oleh kalangan swasta sampai menjelang tahun 1960:
a.Sekolah Tinggi Islam yang didirikan oleh Persatuan Guru Agama Islam (P.G.A.I) pada tanggal 9 Desember 1940 di Minangkabau. Perguruan Islam Tinggi ini dapat dikatakan sebagai yang pertama kali tercatat namun usianya tidak berjalan lama karena harus ditutup berkenaan dengan masuknya tentara Jepang.
b.Universitas Islam Indonesia didirikan pada masa pendudukan Jepang 8 Juli 1945 dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI) yang berubah menjadi U.I.I pada tanggal 22 Maret 1948.
c.Perguruan Tinggi Islam Jakarta, didirikan pada tanggal 14 November 1951 oleh Yayasan Wakaf Perguruan Tinggi Islam Jakarta. Bisa dikatakan bahwa perguruan ini merupakan Perguruan Tinggi Islam Swasta yang pertama didirikan setelah masa revolusi berakhir. Pada tahun 1959 P.T.I Jakarta ini kemudian dirubah menjadi Universitas Islam Jakarta.
d.Perguruan Tinggi Islam Indonesia Medan didirikan di Medan pada tanggal 7 Januari 1952123. Kemudian mengalami perubahan pada tahun 1956 menjadi Universitas Islam Sumatera Utara (U.I.S.U).
e.Perguruan Islam Tinggi Darul Hikmah didirikan di Bukit Tinggi pada tanggal 27 Radjab 1373 H (tahun 1953) dan mempunyai satu fakultas yaitu Fakultas Hukum Islam. Pada perkembangan berikutnya pada tanggal 12 Oktober 1957 perguruan tinggi ini dirubah namanya menjadi Universitas Darul Hikmah dan mempunyai 5 fakultas.
f.Universitas Muslim Indonesia Makassar, didirikan pada tahun 1954 yang kemudian pendirian tersebut dikukuhkan dengan Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia, dengan akte Notaris no. 28 tanggal 9 Maret 1955. U.M.I Makassar ini didirikan dengan langsung mempunyai dua buah fakultas.
g.Perguruan Tinggi Islam Tjokroaminoto, yang didirikan pada bulan Oktober 1955 di Surakarta oleh suatu panitia yang diketuai oleh Dr. Moedjono Soesrowirjono. Perguruan tinggi ini pada awalnya hanya memiliki satu fakultas yakni Fakultas Hukum Islam/Ilmu Kemasyarakatan. Kemudian diubah namanya menjadi Universitas Tjokroaminoto Surakarta dan fakultasnya pun ditambah menjadi lima.
h.Perguruan Islam Tinggi Palembang didirikan oleh Yayasan Perguruan Islam Tinggi Sumatera Selatan pada bulan Desember 1957. Perguruan ini hanya terdiri dari satu fakultas yaitu Fakultas Hukum Islam. Sampai pada tahun 1959 dosennya hanya berjumlah 12 orang.

G. Peranan Perguruan Tinggi Agama Islam
1.Peranan perguruan tinggi Islam dalam pengembangan pendidikan agama Islam
Budaya yang diterapkan di kampus mempunyai dampak yang kuat terhadap prestasi kerja di tengah-tengah masyarakat, sehingga terbentuk jiwa yang memiliki falsafah ketuhanan pada Yang Maha Esa, dimana moral atau akhlak yang terbentuk berdasarkan ajaran Agama Islam. Semakin banyak ilmu yang didapat di Perguruan Tinggi atau kampus, ilmu tersebut dapat digunakan untuk kemaslahatan masyarakat bukan kerusakan ditengah masyarakat ataupun di Bumi.
Peran penting agama atau nilai-nilai agama dalam bahasan ini berfokus pada lingkungan lembaga pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. SK Mendiknas No.232/U/2000 dan No.045/U/2002 memperlihatkan terjadinya restrukturisasi dalam pengembangan kurikulum pendidikan Agama Islam di lingkungan Perguruan Tinggi. Restrukturisasi merupakan pendekatan baru yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sangat mengedepankan kompetensi setiap mata kuliah di Perguruan Tinggi.

2.Peranan perguruan tinggi Islam dalam mencerdaskan bangsa
Dinamika perkembangan masyarakat bergulir terus tidak bisa di hempang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dahsyat bagi kehidupan manusia, baik cara pandang maupun gaya hidupnya. Perguruan tinggi adalah lembaga yang terkait erat dengan masyarakat sebab input perguruan tinggi berasal dari masyarakat, dan output perguruan tinggi diserap oleh masyarakat, karena itulah perguruan tinggi mesti peka terhadap perkembangan masyarakat.
Salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh perguruan tinggi di masa depan adalah tantangan globalisasi. Banyak dampak globalisasi yang muncul bila dikaitkan dengan perguruan tinggi. Untuk itu, sangat penting peran perguruan tinggi dalam mencerdaskan bangsa, agar mampu menjawab berbagai problema yang muncul di masyarakat akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tentunya tidak terlepas lembaga pendidikan tinggi agama Islam.

3.Peranan perguruan tinggi Islam dalam tridharma (tiga pengabdian)
Keberadaan Perguruan Tinggi termasuk Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) mempunyai kedudukan dan fungsi penting dalam perkembangan suatu masyarakat. Proses perubahan sosial (social change) di masyarakat yang begitu cepat, menuntut agar kedudukan dan fungsi perguruan tinggi itu benar-benar terwujud dalam peran yang nyata. Pada umumnya peran Perguruan Tinggi itu diharapkan tertuang dalam pelaksanaan Tri dharma Perguruan Tinggi, yaitu: dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Dengan dharma pendidikan, Perguruan Tinggi diharapkan melakukan peran pencerdasan masyarakat dan transmisi budaya. Dengan dharma penelitian, Perguruan Tinggi diharapkan melakukan temuan-temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Dengan dharma pengabdian pada masyarakat. Perguruan Tinggi diharapkan melakukan pelayanan masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Melalui dharma pengabdian pada masyarakat ini, Perguruan Tinggi juga akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan Perguruan Tinggi itu.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Raymond B. et, al. 1958. Higher Education in Indonesia (Reports On Indonesian Institution Of Higher Education). Bureau for Coordination of Higher Education, USOM Indonesia.
Departemen Agama. 1994. Pesantren, Madrasah, Sekolah --pendidikan Islam dalam kurun modern. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. 2015. Rencana Pengembangan Strategis. Jakarta: Diktis.
Hardjasoemantri, Koesnadi. 2001. Perguruan Tinggi dan Pembangunan Berkelanjutan (sebuah tinjauan aspek hukum). Jakarta: Dirjen Dikti Diknas.
Minhaji, Akh. 2002. Transformasi IAIN Menuju UIN, Sebuah Pengantar, Menyatukan Kembali Ilmu- Ilmu Agama dan Umum, Upaya Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum. Yogyakarta: Suka Press IAIN Sunan Kalijaga.
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Praja, Juhaya S. 2002. Filsafat dan Metodologi Ilmu dalam Islam. Jakarta: TERAJU.
Putra Daulay, Haidar. 2004. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Putra Daulay, Haidar. 2019. Pendidikan Islam Di Indonesia Historis dan Eksistensinya. Jakarta: Kencana.
Syamsuddin, Helius dkk. Anhar Gonggong (edt). 1993. Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Kemerdekaan (1945-1966). Depdikbud Dirjen Kebudayaan, Proyek Iventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun