Dua yang pertama adalah paket rokok, dan memang isinya beneran rokok. Paket berikutnya si bungkusan kecil. Sebuah plastik berisi kerudung murahan digulung sebagai pembungkus. Didalamnya ada kira-kira selusin strip obat yang diikat karet gelang. Obat ini tanpa label Depkes, tanpa tanda dot hijau dan tanpa tanda dot merah. Sebagai mantan tukang jualan obat, tentu saja saya curiga... obat apakah ini? Suami pun berpikiran sama dengan saya. Sambil saya cari obat itu di internet, suami membuka bungkus kecil yang satu lagi. Isinya obat yang sama! Bedanya dibungkus dengan kaus.
Ketemu! Ternyata obat itu adalah... obat impor ilegal untuk aborsi! Astaghfirullah! Berasa disambar gledek nggak sih. Saya kaget banget! Lumayan syok. Syok membayangkan apa yang terjadi seandainya kami 'baik hati' tidak membongkar paket itu dan langsung membawanya di koper ke Arab Saudi? Diinterogasi pihak imigrasi. Memperlambat proses imigrasi satu rekan travel umroh.Â
Dicekal dan diblack list nggak boleh masuk Arab SAudi lagi (apa kabar jika dapat panggilan haji?). Bahkan bisa masuk penjara karena dituduh sebagai pengedar obat ilegal! Semua mungkin saja terjadi bukan? Ya Allah...
Begitu kesalnya, saya melarang suami membuka paket yang paling besar. Pasti isinya sama aja. Semua paket langsung saya masukkan lagi ke dus yang baru. Bungkus, kirim balik ke Ibu A. Masalah selesai. Keesokan paginya, sebelum kami ke bandara, Suami pun menjelaskan lewat Whatsapp bahwa paket sudah saya kirim balik dan menceritakan isinya adalah obat yang berbahaya.Â
Apa kata Ibu A? Beliau bilang nggak tahu apa-apa. Katanya itu obat buat sakit kaki. Mungkin selama ini yang dititipin nggak pernah bermasalah dan aman-aman saja barang sampai ke tujuan. Mungkin juga baru gagal nitip karena cuma saya dan suami yang tahu itu obat apa dan menolak untuk membawanya. Membayangkan berapa paket amanah yang sampai sudah bikin saya bergidik ngeri, karena isinya yang dasyat untuk membunuh bayi!
Saya doakan semoga Ibu Hajjah A dan saudaranya di Arab Saudi Ibu Hajjah X diberi kemudahan untuk mendapat rizki yang berkah dan jangan sampai mencelakai orang lain, aamiin.Â
Suami saya bilang, andai kita masih baik hati mau teuteup bawain itu paket, maka kita akan menjadi orang jahat. Orang yang mendukung pembunuhan calon bayi yang selayaknya punya hak hidup. Saya sendiri dari awal tahu itu isinya rokok aja sudah malas ketitipan. Kenapa nggak beli rokok sendiri? Mungkin rokok bermerk yang sering dikonsumsi wanita itu langka di Arab Saudi dan harganya mahal. Kok nggak kirim paket sendiri aja? Yah, lebih enakan nitip kan?Â
Kecurigaan saya ada yang jauh lebih bahaya dari membawa rokok terbukti. Bukan karena saya suudzon sama Ibu A. Cuma aneh aja, mau nitip kok ngotot banget. Seoalah ada sesuatu maha penting yang disembunyikan. Ternyata  benar.Â
Dengan obat sebanyak itu, tidak mungkin dipakai sendiri oleh Ibu X di Arab. Masa Ibu X mau aborsi terus-terusan? Barangkali Ibu X jadi 'penyelamat' untuk para TKW yang bermasalah di Arab Saudi. Tapi maaf, saya dan suami nggak mau punya andil untuk urusan penjualan obat aborsi ini.Â
Konon untuk beribadah umroh selalu ada cobaannya. Buat saya dan suami, cobaan datang saat hendak berangkat umroh. Alhamdulillah, kami berhasil selamat dari paket amanah pembawa musibah yang mungkin terjadi. Terima kasih ya Allah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H