Gatal juga rasanya ingin ikut menulis tentang kasus yang melibatkan Reynhard Sinaga. Saya tidak perlu jelaskan ia siapa, apa kasusnya, bagaimana kronologinya. Dengan mudah, ketika kita googling dengan nama tersebut, ratusan ribu bahkan jutaan informasi sudah tersedia.
Sebagai seorang Ibu dari 2 anak, laki-laki 13 tahun dan perempuan 8 tahun, mendengar berita-berita seperti kasus Reynhard Sinaga ini tentu saja ketar-ketir. Orang tua jaman sekarang punya lebih banyak tantangan dalam mendidik dan mendampingi perkembangan anak.
Jika dulu, fokus utama perlindungan hanya untuk anak perempuan, nyatanya di masa yang makin modern dan global ini, anak lelaki pun tetap butuh proteksi khusus. Saya yang jaman SD sampai dengan SMP berangkat sekolah jalan kaki sekian kilometer, melewati pasar, jalan yang kadang sepi kadang ramai, terbukti Bapak Ibu saya tampak tenang, dan Alhamdulillah memang berjalan lancar dan aman.
Lah sekarang, anak saya paling besar SMP, Â melepasnya naik ojol itu saja, dengan kontrol melalui telpon setelah ia sampai tujuan untuk ngecek sudah sampai ataukah belum. Bahkan berpesan kalau waktunya pulang jangan lupa memberi kabar terlebih dulu, supaya saya bisa menghitung waktu perjalanannya sampai ke rumah.
Apakah saya terlalu lebay? Khawatir? Bisa jadi karena konsumsi berita yang bertebaran saat ini, tidak jauh dari yang namanya kasus serupa seperti Reynhard Sinaga, maka saya dan beberapa orang tua pun punya kewaspadaan yang sama, punya naluri sama, ingin melindungi anak-anaknya.
Perlindungan seperti apa yang perlu kita lakukan? Apakah dengan mencegah anak-anak beraktivitas keluar rumah, melarangnya bergaul? Tentu tidak mungkin, kan? Gimana pun manusia terlahir sebagai mahluk sosial, interaksi adalah salah satu caranya untuk survive.
SALAH ASUHAN?
Bergaul dan bertahan hidup, adalah hal-hal yang kita pelajari secara otodidak. Belajar dari orang tua kita, belajar dari lingkungan sekitar kita. Yang saya percayai, peran orangtua begitu besarnya dalam hal ini. Anak menjadi easygoing atau kaku ketika berinteraksi dengan orang lain, salah satunya terpengaruh dari cara interaksi orang tuanya.
Orang tuanya? Apakah dengan ini menegaskan bahwa apa yang terjadi pada Reynhard Sinaga ini karena salah pola asuh dari orang tuanya?
Eits, tunggu dulu. Memangnya kita mau dijugde orang lain, bahwa kita salah dalam mengasuh anak kita? Orangtua manapun, termasuk saya, bisa jadi bakal marah kalau dibilang salah mengasuh anak-anaknya. Semacam ada perasaan tidak terima, apa yang sudah kita lakukan dengan sungguh-sungguh untuk membesarkan anak, kok dibilang salah sama orang lain.
Ya, boleh saja kita sangat kesal, apalagi dengan hadirnya beragam opini tentang cara parenting jaman sekarang. Beberapa orang mengklaim cara mendidik anak-anaknya adalah yang terbaik.