Mohon tunggu...
Inna Chaneman
Inna Chaneman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gender Dysphoria

24 Januari 2016   11:56 Diperbarui: 24 Januari 2016   12:54 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Prevensi Sekunder

Pencegahan yang dilakukan adalah bagaimana orang tua mengantisipasi secara efektif dalam menjaga anak-anaknya dari gejala-gejala gangguan identitas gender. Orang tua harus mendorong anak untuk mengidentifikasi dirinya dengan salah satu jenis kelamin dengan menegaskan perilaku yang sesuai dengan jenis kelamin dan menghukum anak ketika anak berperilaku tidak sesuai dengan gender nya. Sejak anak kecil orang tua sudah harus memberikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelamin anaknya. Dalam studi yang meneliti anak yang menderita gangguan identitas gender, peneliti menemukan bahwa orang tua anak tersebut tidak tegas seperti orang tua dari anak yang tidak menderia gangguan identitas seksual. Anak ini tidak pernah diberi hukuman atau dimarahi ketika ia berperilaku feminim atau bermain mainan perempuan, seperti main boneka dan menggunakan pakaian perempuan.

Prevensi Tersier

Pencegahan tersier dilakukan setelah gangguan muncul, pencegahan ini lebih melibatkan penanganan yang tepat kepada pasien dengan maksud mencegah gangguan menjadi kronik. Salah satunya adalah dengan menggunakan terapi hormon. Terapi hormon ini biasanya paling bermanfaat remaja sebelum karakteristik seksual sekunder mereka telah mengembangkan. Terapi penggantian hormon untuk pria berperan merangsang pertumbuhan kumis dan ciri fisik maskulin lain mulai dari kulit, rambut, suara, hingga distribusi lemak. Sementara untuk transgender wanita, terapi penggantian hormon berperan untuk memunculkan payudara dan mengalokasikan distribusi lemak tubuh.

  

Daftar Pustaka

Nevid, J.S.; Rathus, S.A.; Greene, B.A. (2000) Abnormal Psychology In A Changing World (4th edition). Prentice Hall: New Jersey.

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder 5th Edition “DSM-5”. Washinton DC:        American Psychiatric Publishing.

Sameroff, A.J.; Lewis, M.; Miller, S.M. (2000). Handbook of Developmental Psychopathology Second Edition. New York:Springer

Davidson, G.C & Neale, J.M. (1990). Abnormal Psychology 9th Edition. Canada: Simultaneously

Oltmanns, T.F.; Martin, M.T.; Neale, J.M.; Davison, G.C. (2012).Case Studies in Abnormal Psychology Ninth Edition. United States of      America: John Wiley & Sons, Inc

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun