5. Permasalahan tentang pemanfaatan sumber daya alam sekitar
6. Tingkat kesejahteraan
7. Politik dan kepemimpinan
8. Respon terhadap intervensi berbagai program yang sudah berlangsung
9. Perencanaan program pendidikan
"Data data tersebut bisa digali dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan, PRA/FGD, dan literatur terkait"jelas Bang Dody. Dalam hal ini pendekatan yang paling sesuai adalah pendekatan kualitatif dimana terdapat hubungan yang erat antara kita yang ingin memahami dengan subjek yang akan dipahami. Oleh karena banyak aspek yang perlu diketahui, maka volunteer harus live in (tinggal) di komunitas tersebut untuk memahami dinamika dan persoalan. Â
Program di Sokola sendiri memiliki tahapan sebagai berikut, dimulai dari Literasi dasar, adalah baca tulis yang cara mengajarnya menggunakan bahasa local, karena guru harus mengetahui tradisi mereka agar guru mengenal dan memahami anak didiknya. Kemudian Literasi terapan, memahami wacana, dikte, menulis, pengetahuan kontekstual, aplikasi kemampuan calistung dalam kehidupan sehari hari, pemahaman wacana untuk mengakses berbagai pengetahuan untuk merespon perubahan dan persoalan yang dihadapi komunitas. Baru masuk ke pendidikan advokasi, lalu kaderisasi, kemudian tahapan pengorganisasian dan penguatan komunitas, lalu networking dan pengetahuan dunia luar dan akses fasilitas atas hak warga negara.Â
Apakah harus literasi jawabannya ? tentu tidak, semua kembali ke konteksnya. Itulah kenapa kita harus melakukan pengkajian dahulu sebelum melakukan kegiatan. Dalam kasus Sokola, solusinya adalah literasi. Seorang peserta dari Bandung cerita bahwa solusi dari masalah social yang ia hadapai adalah dengan membuat klub tinju dan klub bola. Karena ia melihat energi dari anak motor ini harus disalurkan ke olahraga. Dan itu berhasil. Terdapat tiga aspek yang harus diperhatikan sebelum melakukan kegiatan yaitu : geografis, budaya, persoalan dan ancaman kehidupan.
Lalu pendidikan yang seperti apa yang mereka butuhkan ? pendidikan yang  memang terintegrasi dengan kultur komunitas, yang kompromis dengan  rutinitas kehidupan mereka dan ini yang harus dikuatkan yaitu mereka  mampu menguatkan jati diri mereka dan identitas budaya di tengah arus  perubahan, mereka juga mampu responsif terhadap perubahan. Kembali lagi  jawabannya : Pendidikan sebagai SELF DETERMINATION, dengan tujuan intervensi program pendidikan adalah  untuk pemberdayaan.
bersambung....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H