berjalan tertatih
dengan tamborin tergenggam di tangan
sepotong kayu dan sebatang paku
mengikat erat tutup botol bekas
pipih dan tipis
walau suara merintih ; akan
nyanyian kemiskinan
senandung kelaparan
nada-nada kepalsuan ?
merayapi terik aspal jalanan
kota kusam dan lusuh
menjadi kata-kata hitam ; bertimbal
menguap menjadi arang
keras seperti karang
dan harapan menunggu
di persimpangan
lampu merah
trotoar
aspal
lusuh menggambar realita
(2006)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!