Analisis Dampak Industri
Pandemi COVID-19 telah memberikan dampak yang beragam pada berbagai sektor industri. Tinggi atau rendahnya dampak tersebut ditentukan oleh karakteristik industri, diantaranya perlu pertemuan besar, perlu interaksi manusia secara dekat, kebersihan, bergantungan pada perjalanan, dan kemungkinan penundaan layanan.
Berbagai karakteristik tersebut akan memberikan dampak negatif jika ada dalam sektor bisnis anda, kecuali anda berhasil pivot. Jika sektor tersebut membutuhkan pertemuan besar (seperti konser dan pertandingan olahraga) atau dapat ditunda (seperti otomotif dan perumahan) atau bergantung pada perjalanan (seperti pariwisata dan perhotelan), maka dampak pandemi COVID-19 terhadap bisnis tersebut negatif. Tinggi atau rendahnya dampak tersebut ditentukan seberapa bergantung sektor bisnis terhadap karakteristik tersebut.
Sektor yang Berpotensi Menang dan Berpotensi Kalah dalam Jangka Pendek Selama COVID-19
Â
Beberapa sektor yang berpotensi dirugikan, diantaranya pariwisata dan rekreasi, penerbangan dan maritim, otomotif, konstruksi dan perumahan. Jika bisnis anda sedang terpukul dan jatuh akibat pandemi COVID-19. Anda bisa menyesuaikan usaha agar sesuai dengan kondisi COVID-19 atau segera beralih ke sektor yang tumbuh dan diuntungkan selama pandemi.
Sektor yang tumbuh dan diuntungkan diantaranya adalah perlengkapan dan layanan kesehatan, pengolahan & retail makanan, perawatan diri & kesehatan, teknologi informasi komunikasi, & komunikasi, serta e-commerce.
Dalam perspektif investasi, pada situasi krisis akibat pandemi COVID-19 ini. Investor akan lebih ketat dan hati-hati dalam berinvestasi. Investor akan fokus pada perusahaan yang paling menyelesaikan masalah dan menyediakan lebih sedikit sumber daya. Apakah perusahaan merupakan positive winner atau positive loser dan apakah perusahaan sesuai dengan ekosistem new normal atau tidak akan menjadi sebuah pertimbangan dalam berinvestasi.
Belajar dari Pemenang Selama Pandemi COVID-19
Dari penelitian Board of Innovation dampak krisis akibat pandemi COVID-19 beragam, sebanyak 15% memiliki dampak positif, 40% sedikit negatif, 35% berat, 10% katastropik. Perusahaan-perusahaan yang berpotensi menang adalah perusahaan yang berada pada posisi yang tepat pada gelombang New Normal. Berikut ini adalah contoh-contoh perusahaan yang menang selama pandemi, diantaranya :
1.ByteDance (Tiktok)
Â
TikTok adalah perusahaan teknologi internet di Cina. Raksasa streaming Cina ini meledak di kancah internasional selama krisis COVID-19 dengan konsepnya video-sharing social network. TikTok telah berhasil menjangkau dunia ketika orang-orang menginginkan kesenangan dan interaksi saat berada di rumah akibat social distancing dan stay at home.
Selain itu, pengambilan keputusan yang cepat dan kemitraan yang tepat telah menghantarkan ByteDance di garis depan dalam streaming film dan pendidikan secara online di Cina. Ketika sekolah dan bioskop terpaksa tutup di Cina, ByteDance hadir menangkap peluang tersebut. Sebagai gambaran, Ketika COVID-19 memaksa sebagian besar bioskop tutup pada Tahun Baru Imlek, mereka bekerja sama dengan Huanxi Media Group untuk merilis film blockbuster Cina berjudul Lost in Russia pada platform streaming-nya. Hasilnya, Lost in Russia dilihat 600 juta kali dalam beberapa hari. Hal tersebut mendorong ByteDance dan Huanxi merilis berbagai judul film lainnya.
2.Shopify
Â
Shopify adalah platform e-commerce yang disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang paling baik untuk menantang dominasi Amazon dengan 1 juta bisnis online dan lebih dari 100.000 sistem penjualan. Shopify menawarkan satu set serbaguna untuk mendukung penjual menggunakan Low Touch Economy. Shopify memungkinkan pelanggan toko ritel mereka untuk menggeser penjualan online, menggunakan pick-up, atau solusi pengiriman curbside. Menurut Shopify, penjual yang terpaksa menutup toko offline mereka dapat mencapai 94% melalui penjualan online. Shopify bukan sekedar platform e-commerce, beragam solusi penjualan online dan fisiknya menawarkan fleksibilitas bagi penjual untuk terus menjual tanpa terpengaruh oleh lockdown yang terjadi.