Mohon tunggu...
Inky CristineTamba
Inky CristineTamba Mohon Tunggu... Lainnya - Thankyouu ^^

.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Wujudkan Net-Zero Emissions, Selamatkan Bumi Kita!

22 Oktober 2021   23:00 Diperbarui: 22 Oktober 2021   23:20 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: The Nation Thailand

Beberapa waktu belakangan ini, istilah net-zero emissions atau nol-bersih emisi makin ramai di perbincangkan oleh khalayak. Bukan hanya oleh para pegiat lingkungan, namun juga oleh masyarakat pada umumnya. Net-zero emissions juga kini menjadi perhatian oleh berbagai negara di dunia, baik negara maju maupun berkembang. 

Berbagai negara berlomba untuk mewujudkan net-zero emissions ini di negara masing-masing. Sebenarnya istilah net-zero emissions sudah dikenal sejak tahun 2008, namun baru mendapat perhatian lebih setelah Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris pada 2015. 

Konferensi ini menghasilkan Paris Agreement yang mewajibkan setiap negara untuk  menyampaikan target penurunan emisi yang disebut dengan Nationally Determined Contribution (NDC) mulai tahun 2020 yang lalu. 

Berbagai negara sudah terikat dengan keputusan ini, termasuk Indonesia. Maka dari itu, kita perlu memahami maksud, tujuan dan langkah apa yang bisa diambil atas net-zero emissions ini. Lantas, apasih sebenarnya net-zero emissions itu? Bagaimana mewujudkannya?

Pada umumnya, net-zero emissions merupakan upaya menyeimbangkan antara jumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan. atau mengeliminasi secara total emisi gas rumah kaca. Pada dasarnya, manusia dan dunia tidak bisa terlepas dari produksi emisi setiap harinya. 

Karena setiap manusia bernafas dan menghasilkan Karbon Dioksida (CO2). Net-zero emissions atau nol-bersih emisi juga tak semata-mata mengacu pada pengertian berhentinya umat manusia memproduksi emisi. Hanya saja, kita perlu melakukan berbagai upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang ada di atmosfer.

Net-zero emissions ini menjadi salah satu upaya yang ingin dicapai oleh berbagai negara karena kecemasan dunia akan peningkatan suhu rata-rata di bumi. Peningkatan suhu bumi secara terus-menerus tentunya berdampak negative terhadap perubahan iklim. Hal ini yang dikhawatirkan akan mendatangkan bencana buruk di masa depan yang mengancam kehidupan manusia dan seluruh penghuni bumi lainnya.

Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk mewujudkan Net-zero emissions ini?

Menurut skenario Bappenas, Indonesia akan bisa mewujudkan NZE pada tahun 2045 atau 2050 dengan syarat pada tahun 2027 sudah terjadi 'peak', yang artinya jumlah emisi Karbon Dioksida CO2 mencapai jumlah maksimal pada tahun tersebut, dan setelah itu harus turun. Keterlambatan satu tahun saja dalam menurunkan emisi, bisa menyebabkan NZE mundur 5 -- 10 tahun. Bila peak baru dicapai tahun 2033-2034, maka NZE akan terjadi pada tahun 2060-2070.

Maka dari itu, sangat diperlukan kontribusi dan kerja sama yang dari berbagai pihak untuk menangani hal ini. Baik pemerintah maupun masyarakat harus bertindak tegas dan tepat agar target NZE Indonesia dapat segera tercapai.  

Di Indonesia, secara nasional setidaknya ada tujuh kementerian yang berada di garda terdepan dalam menangani isu perubahan iklim ini. Mereka adalah Bappenas, KLHK, ESDM, Perhubungan, Industri, Pertanian, dan Keuangan. Ketujuh kementrian diatas beserta berbagai Lembaga pegiat lingkungan harus melakukan kerja sama strategis dan efisien untuk mencapai target nasional tersebut.  

Pemerintah harus berkomitmen dalam penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana yang dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC). Pemerintah perlu menekankan beberapa langkah serius kepada berbagai sektor masyarakat dalam upaya mencapai target NZE ini, yaitu dengan; contohnya, termasukan yang berbasis hayati, dan pengeringan hasil pertanian dan biogas.

 1. Hemat energi listrik

Menggunakan listrik seperlunya saja. Karena hal ini merupakan upaya mengurangi pemakaian batu bara yang bisa menimbulkan emisi gas karbondioksida di udara.

2. Penggantian pupuk nonorganik ke pupuk organik

Penggunaan pupuk non organic dapat meningkatkan kada N2O diudara. Maka dari itu, sebaiknya kita menggunakan pupuk organic untuk pertanian. 

3. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan

Kita dapat melakukan penggantian bahan bakar berbaya seperti yang biasa kita gunakan dengan bahan bakar ramah lingkungan seperti. panel surya dan bahan bakar listrik.Bahan bakar tersebut dikatakan ramah karena tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan.

4. Mengolah limbah peternakan

Limbah merupakan satu di antara penyumpang gas rumah kaca, terlebih limbah peternakan. Untuk mengurangi emisi karbondioksida maupun metana, limbah bisa diolah menjadi biogas. Biogas ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pengganti bahan bakar fosil.

5. Menggalakkan reboisasi 

Reboisasi merupakan upaya yang cukup berperan besar dalam upaya mengurangi emisi di udara. Karena pohon dan tumbuhan-tumbuhan hijau lainnya dapat menyerap CO2 sehingga tentunya dapat mengurangi emisi di udara.

6. Membatasi penggunaan plastic dan tissue

Plastik merupakan senyawa polimer yang sulit terdegradasi di dalam tanah. Untuk mengurangi limbah plastik di dalam tanah, satu di antara cara termudah adalah dengan membakarnya.

Dan sebaiknya Pemerintah harus tegas dalam menindak kalangan-kalangan yang tidak mau menaati himbauan pemerintah dalam upaya perwujudan NZE di Indonesia. Tindakan yang diambil dapat berupa sanksi pidana maupun denda. Hal ini supaya dapat memberikan efek jera kepada para perusak lingkungan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun