Sering dengar istilah itu, kan? Baik, kita ulas sedikit untuk sekadar merefresh memory kita tentang dua istilah itu, dan agar kita tidak menjadi korban dari intrik-intrik yang terkait dengan kedua istilah itu.
Apa itu Status quo?Â
Secara sederhananya, dalam bahasa yang paling awam, Status quo bermakna suatu kondisi yang ada saat ini dan sedang berjalan (Sekarang). Status quo ini banyak dipakai di dalam dunia perpolitikan, ataupun dalam hierarki dunia kerja untuk menyatakan kondisi, kultur atau habit kerja yang sudah ada dan telah berjalan (cukup lama).Â
Sebuah kondisi, jika kondisi itu dirasakan enak dan menguntungkan, maka kondisi tersebut tentu harus di pertahankan. Maka disini, kosakata (statusquo) ini sering kali bermakna negatif karena berlawanan dengan makna perubahan, atau singkatnya, "anti perubahan".
Anti Perubahan dapat disepadankan dengan kata kemapanan. Kemapanan jika ia menjadi sebuah tesa maka otomatis melahirkan anti tesa yaitu anti kemapanan. Disini muncul sebuah kondisi baru statusquo versus anti statusquo.
Lalu apa itu Belah Bambu?
Politik "Belah Bambu" sering kita dengar, bahkan bukan hanya di dunia politik saja, ternyata di dalam sebuah organisasi pun sering terjadi. Konon, startegi politik belah bambu ini adalah strategi yang paling murah, paket hemat, khususnya jika obyek politiknya adalah orang-orang yang belum melek politik, begitu.Â
Secara sederhana, politik belah bambu dapat dimaknai sebagai taktik pecah belah. Aktifitas membelah bambu umumnya dilakukan dengan satu bagian atas diangkat dan bagian bawah diinjak. Semakin kuat bagian bawah diinjak dan semakin kuat bagian atas diangkat, makin cepat terjadi perpecahan.
Menurut Wikipedia, politik belah bambu juga di definisikan sebagai strategi bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah ditaklukan. Itulah yang dahulu dilakukan oleh Snouck Hurgonje (Belanda) untuk menaklukkan Aceh.
Dalam sebuah organisasi, politik belah bambu sering dilakukan oleh orang atau kelompok yang sudah merasa aman, senang, enak dan nyaman dengan posisinya saat ini. Karena kondisi yang sudah sedemikian menguntungkannya itu, barang tersebut harus dipertahankan.Â