Mohon tunggu...
Angryanto Rachdyatmaka
Angryanto Rachdyatmaka Mohon Tunggu... profesional -

Follow @angrydebritto. Blog yang berusaha belajar hidup dari lapangan hijau. Bukan melulu soal pemain bintang dan tim besar, tapi juga inspirasi yang - jika digali - penuh dengan filosofi hidup dan kehidupan...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kosta Rika Penyebar Virus "Pura Vida"

7 Juli 2014   22:26 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:07 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bersyukur mungkin adalah sikap hati yang paling sulit dijalani – terutama saat turunan hidup membawa kita meluncur ke bawah. Maka luar biasa menyentuh kisah sebuah bangsa yang mencapai banyak hal dengan didasari filosofi mensyukuri seluruh anugerah kehidupan.

Sebagai orang Jawa, saya sempat tidak mengerti kenapa kata “untung” sering dipakai menyertai kejadian buruk. Saat kakak saya kecelakaan, Ibu berujar, “untung kamu hanya cedera ringan”. Ketika rumah disatroni pencuri, “untung nggak semua barang-barang berharga dibawa”.

Bahkan ketika Kakak dan Bapak meninggal, saya masih mendengarnya, “untung kakakmu meninggal dalam keadaan tenang, tidak perlu kesakitan” dan “untung kita semua masih bisa melepas kepergian Bapak dengan berkumpul semua sebagai satu keluarga yang rukun”.

Mungkin inilah yang disebut sebagai “filosofi untung” dalam masyarakat Jawa. Paling tidak, saya mengalaminya dalam keluarga dan masyarakat kecil tempat saya dibesarkan. Cara mensyukuri kehidupan meski sedang mengalami hal berat yang tak kita harapkan.

Esensi “filosofi untung” muncul dalam bentuk lain di Piala Dunia 2014. Bahkan lebih bersifat kultural karena betu-betul menjadi sikap hidup bangsa salah satu kontestannya, Kosta Rika.

Bukan kebetulan mereka dijuluki Los Ticos – yang diambil dari budaya masyarakat Kosta Rika memakai akhiran ico yang berarti kecil dalam percakapan sehari-hari. Dengan rendah hati mengakui kekecilannya dan senang hati memaksimalkan apa yang mereka punya.

“Tidak ada yang berharap kami menang di Piala Dunia. Sejak awal nama kami sudah dicoret dan dianggap tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, kami berangkat ke Brazil bukan untuk menikmati keindahan pantai atau berdansa Samba. Kami akan menunjukkan siapa kami sebenarnya dan apa yang bisa kami lakukan sebaik-baiknya,” kata Joel Campbell sebelum layar panggung dibuka.

Plus mensyukurinya dengan ungkapan “Pura Vida”. Ungkapan yang paling sering didengar di Kosta Rika untuk mengucapkan salam, terima kasih, juga ucap syukur. Frase sederhana yang jika diterjemahkan artinya simple life, pure life, everything is ok, atau everything is cool.

Secara linguistik, kata ini diadopsi dari bahasa Spanyol yang pernah menjajah mereka. Tapi, ada yang mengatakan berasal dari sebuah film asal Meksiko yang berjudul iPura Vida karya Gilberto Martinez Solares tahun 1956. Film itu menggambarkan tokoh utama yang selalu mensyukuri semua yang terjadi, meski hal buruk sekalipun – yang kemudian diadopsi menjadi budaya lokal.

Its an emotion, its an attitude, its happiness, its way of life...

Tak terkecuali dalam permainan sepakbola.

Dan, persis seperti itulah yang dilakukan. Uruguay dan Italia kalah, Inggris ditahan imbang untuk mengulangi prestasi tahun 1990 lolos ke perdelapanfinal. Yunani dibuat tak berdaya sehingga mencetak sejarah baru lolos ke perempatfinal hanya dari penampilan kedua di Piala Dunia.

Belanda yang diprediksi bisa menang mudah dibuat 2 jam kelelahan mendobrak gawang yang dikawal kiper Navas. Hanya berkat kejeniusan Louis van Gaal berani memasukkan kiper Tim Krul lah akhirnya sepak terjang Kosta Rika harus berakhir. Perlawanan yang sungguh mencengangkan.

Pelatih Jose Luis Pinto secara bercanda mendekati Arjen Robben dan memintanya untuk mengalah dan memberi kemenangan kepada timnya. Dia menyanjung Robben sebagai pemain besar yang sudah mendapatkan banyak gelar dan kejayaan serta memintanya sekali ini saja memberikan kemenangan emas bagi Kosta Rika.

Betapa santai sang pelatih menempatkan partai prestisius ini tanpa berpretensi serius menganggap lawan sebagai musuh yang harus ditaklukkan dengan segala cara. Baginya, bukan bagaimana penampilan Belanda yang dicemaskan, melainkan seberapa baik timnya merespon.

“Para pemain sudah memberikan semua yang mereka bisa,” kata pelatih Jose Luis Pinto. “Mereka secara fisik kelelahan, tetapi bahagia di hati. Kami tak perlu kecewa dan bisa pulang dengan kepala tegak. Mereka sudah menunjukkan apa yang bisa dilakukan Kosta Rika. Seluruh bangsa harus berbangga akan pencapaian tim yang luar biasa.”

Kosta Rika mendunia lewat permainan gagah-berani 11 pahlawan lapangan hijau. Membuka mata kita betapa prestasi luar biasa tak selalu harus dicapai dengan sikap ngotot, usaha berlebihan, menjatuhkan mental lawan dengan psy war yang berpotensi melukai hati. Cukup dengan memaksimalkan semua yang ada, bermain sebaik mungkin, mensyukuri apapun hasilnya.

Prinsip yang diam-diam terbukti memberikan banyak hal luar biasa bagi Kosta Rika. Sedikit yang tahu bahwa Kosta Rika menduduki peringkat pertama negara yang warganya merasa paling bahagia, peringkat pertama umur terlama rata-rata penduduknya, peringkat kelima negara yang memberikan manfaat pelestarian lingkungan terhadap kehidupan warganya.

Sikap hidup yang tak mau terbebani dengan masalah pelik berkepanjangan, menjauhkan stres dengan bersikap positif, dan menerima semua sebagai berkat dan bagian dari perjalanan setiap manusia ternyata ampuh membuat umur menjadi lebih panjang.

Penolakan terhadap kekerasan juga diwujudkan dengan menghapus angkatan bersenjata dalam pemerintahan mereka sejak tahun 50’an. Bujet besar yang dialokasikan untuk membangun militer dialihkan untuk kebudayaan, kesehatan dan lingkungan. Sebuah anomali yang ternyata mendatangkan perdamaian dan terutama sikap cinta damai penduduknya.

Kosta Rika bukan sekadar tim sepak bola. Kosta Rika adalah sebuah contoh sikap hidup yang sangat bersahaja yang pada gilirannya akan menghasilkan banyak hal positif dan ajaib menurut ukuran dunia modern.

Pura Vida!

[siang yang panas, 07/07/14, belajar lagi arti bersyukur...]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun