Mohon tunggu...
d_b
d_b Mohon Tunggu... Pengajar -

No News is Good News

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

My Horor Class, Midwifery Students...

4 Oktober 2016   15:14 Diperbarui: 4 Oktober 2016   18:47 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Foto sesaat setelah kelas berakhir. Dokumentasi Pribadi"][/caption]Hari kedua mengajar di kelas Non Reguler D-IV kebidanan. Kelas D-IV kebidanan merupakan kelas yang terdiri dari mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah. Rata-rata mahasiswa dalam kelas ini adalah mereka yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil alias PNS. Jumlah mahasiswa dalam kelas ini sekitar 50 orang yang terdiri dari sebagian besar ibu bidan yang sudah menjadi pegawai di rumah sakit serta puskesmas yang ada di wilayahnya.

Ada yang berasal dari kendari, sengkang, polewali mandar, dan juga berasal dari palu. Untuk tidak mengganggu tanggung jawab serta pekerjaan utama mereka, jadi mereka hanya menghadiri perkuliahan selama sebulan atau disebut sebagai sistem blok.

Menurut informasi dari beberapa mahasiswa yang sempat berbincang dengan saya. Mereka pada umumnya memiliki izin belajar dari instansinya masing-masing. Jadi mereka di izinkan mengikuti perkuliahan dalam waktu tertentu kemudian kembali lagi ke asal mereka sesuai waktu yang terjadwal.

Ada yang unik dalam perkuliahan ini, sejak hari pertama sampai hari kedua ini, mereka lumaya antusias mengikuti perkuliahan yang saya bawakan. 

Galak tawa pun seringkali pecah riuh memenuhi ruangan yang berukuran lumayan luas ini. Tawa dan canda serta riuh sudah menjadi bagian dari kelas saya.

Ketika mereka mempraktekan dialog dalam bahasa Inggris yang lain akan terdiam sambil menyimak teman seperjuangan mereka yang berusaha melemaskan lidanya melafalkan English. Seolah ada aba-aba yang mengharuskan mereka tertawa ketika salah satu diantara mereka melakukan kesalahan dalam pengucapan. 

Maklum saja, karena sebagian diantara mereka memiliki kempampuan Bahasa Inggris yang sangat kurang, demikian adanya, semangat mereka tak pernah lelah ataupun jenuh seharian belajar English.

Ada yang unik di kelas ini, diantara mahasiswa yang sering sekali berceloteh dalam bahasa daerah mereka adalah mahasiswa yang berasal dari Kab. Sengkang. Bahasa ibu mereka adalah bahasa bugis, tanpa sadar seringkali mereka mengeluarkan ungkapan dengan menggunakan bahasa bugis sontak saja teman-teman mereka yang berasal dari daerah lain tertawa terbahak-bahak.

Tidak mau kalah, mahasiswa dari kendari pun dengan bahasa asli mereka adalah bahasa to’laki sesekali menghiasi mata kuliah bahasa inggris yang saya bawakan.

Begitupun mahasiswa dari polewali mandar terkadang sesekali memperkenalkan bahasanya yang sedikit unik menurutku (tidak pernah mendengarnya...).

Jadwal belajar untuk kelas bidan seperti ini dimulai dari jam 08.00 am sampai 16.00 pm. Bayangkan saja alangkah boringnya belajar selama itu jika yang mengajar adalah orang yang tidak memiliki skill serta sense homour yang baik.

Sukurlah, saya adalah dosen yang paham dan tahu akan kebutuhan mahasiswa di dalam kelas (dikit sombong...),hehe....

Bahasa Inggris yang saya ajarkan merupakan materi yang berhubungan dengan kebidanan. Untungnya, waktu kuliah di PPS (Program Pasca Sarjana) dulu saya banyak belajar tentang metode dan theory ESP (English for Specific Purpose).

Banyak input menarik selama mengajar di kelas kebidanan ini, menurutku kelas ini merupakan kelas yang sedikit horor dan sedikit materi dewasa (untung saya sudah 18+, hehehe...)

Horor ketika harus membahas mengenai ungkapan dan kata dalam bahasa inggris yang berhubungan dengan proses kelahiran bayi dan semacamnya yang mereka ungkap secara explicit, porno ketika harus mengulas dan menyinggung tentang masalah contraception dan yang itu (sensor).hehe

Bayangkan saja, anda berdiri diantara kaum ibu-ibu dan calon ibu yang berjumlah 50 orang dan anda adalah satu-satunya kaum Adam. Wow!!!... just wanna say!...saya sih biasa saja!...hehe.

karena seringnya berdiri diantara mereka akhirnya sudah mulai terbiasa. Awalnya sih agak risih dan malu tapi akhirnya sudah bisa mengimbangi mereka ketika harus berkelakar mengenai tentang itu (pasti sudah tahu...hehe).

To be continued....
(Written in class while watching them doing test)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun