Mohon tunggu...
Iman Nimatullah
Iman Nimatullah Mohon Tunggu... Bankir - Fulltime father

Pelayan Jemaah Haji

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Kokom Naik Haji

16 Juli 2019   22:38 Diperbarui: 16 Juli 2019   22:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

==================
Komariyah bergegas meninggalkan hotel. Ia mengenakan mukena putih yang baru dibelikan Emak di Tanah Abang khusus untuk dipakai di Mekkah. Mulutnya terus melafalkan talbiyah sebagai simbol jawaban atas panggilan suci Tuhan.

"Labbaika Allaahumma Labbaika... Aku penuhi panggilanMu ya Allaah... Innal Hamda Wanni'mata laka wal mulka laa syariika laka..Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan, dan kerajaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu ya Allaah" bibir Komariyah terus bergerak bersama kakinya yang melangkah menuju Masjidil Haram. Begitu Ia tapaki lantai pualam masjid, hatinya berdesir. Dadanya bergemuruh. Ia amat merindu. Ia juga dirindu. Asyiq Masyuq, Allah rindu kepada hamba-Nya yang juga merindukan-Nya.

Kakinya merangsek menuju satu titik energi yang terus menarik berjuta manusia mendekat kepadanya. Tak dihiraukannya jejalan Jemaah yang menghalangi. Ia tetap bergerak maju. Matanya mulai memanas, mulutnya tak henti berzikir. Komariyah tengah merasakan transendensi yang maha dahsyat.

Tangisnya pecah, saat matanya memandang kiswah hitam yang menyelimuti ka'bah. Berjuta manusia tak henti memutarinya. Bak pusat energi dikelililingi oleh partikel-partikel atom yang menimbulkan gelombang elektromagnetik. Matanya sembab. Inilah benda suci yang dibangun oleh kekasih Allah yang amat mulia, Ibrahim namanya. Ia begitu merasakan sebuah getaran yang mampu memaksanya untuk berkorban, menabung, dan menahan rindu bertahun-tahun. Kini Ia berdiri di hadapannya.

Kokom sedang menikmati gaya sentripetal yang terus menariknya mendekat ke pusat lingkaran. Demikianlah hukum alam yang diciptakan sang Khaliq. Siapa yang terus berniat dan bergerak menuju Allah maka Ia akan terus ditarik mendekat menuju sang pencipta alam dan segala kekuatannya. Namun siapa saja yang mencoba menjauh, ia akan merasakan gaya sentrifugal yang melemparkannya semakin menjauh dari pusat lingkaran, terpental ke jurang kelam kemaksiatan. Duhai Rabbi, ampuni kami.

=====Bersambung=========

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun