Mohon tunggu...
Iman Nimatullah
Iman Nimatullah Mohon Tunggu... Bankir - Fulltime father

Pelayan Jemaah Haji

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Si Kokom Naik Haji

16 Juli 2019   22:38 Diperbarui: 16 Juli 2019   22:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

===========================
Malam itu Emak dan Babeh masak besar. Nasi uduk, Ikan bandeng pesmol, tempe bacem, dan semur jengkol menjadi hidangan utama di atas meja yang dirapatkan di dinding ruangan tengah. Jamaah shalat Isya Masjid Al-Muhajirin diundang Babeh ke rumah untuk bersama sama mendoakan Kokom yang akan naik haji. Tak lupa kue-kue macam gandasturi dan nagasari ditemani kopi membuat suasana malam itu sangat akrab.

"Babeh Hardi, emang berapa biaya naik haji si Kokom?" Kata Pak Fajri sambil membuka bungkus daun pisang kue Nagasari. Hap! Tangannya cekatan memasukkan perpaduan tepung beras dan pisang kepok ke dalam mulutnya.

"Katanya sih tiga puluh lima juta"
"Murah apa mahal tuh?"
"Wah, kagak tahu gua, yang jelas duit segitu buat gua gede banget" Babehnya Kokom menjawab. Kopi di gelasnya sudah dingin. Tapi diseruputnya juga.

"Itu murah sekali" kata Pak Qohar yang duduk di sebelah Babeh.
"Biaya haji sebetulnya sampai tujuh puluh jutaan" sambung Pak Qohar. "Ongkos pesawatnya aja udah tiga puluh jutaan. Belum lagi nanti pas di Pondok Gede bakal dibalikin lagi seribu lima ratus reyal ke Jamaah. Istilahnya Living Cost, biaya hidup selama di Saudi".

"Berarti biaya haji yang katanya tujuh puluh jutaan itu, selain untuk pesawat ama living cost, juga dipake untuk biaya buat hotel, makan, mobil angkutan di sana, Begitu ya Pak Qohar" kata Pak Eko, Pak RT yang juga kolektor burung perkutut. Memang Pak Eko ini cukup encer otaknya, karena itu warga sepakat memilihnya bertahun-tahun jadi Pak RT.

"Selisihnya darimana Pak?" Pak Eko kembali mengkritisi.

"Dari nilai manfaat hasil pengembangan uang setoran awal jemaah haji sebesar dua puluh lima juta yang mengendap selama masa tunggu"

"Siapa yang mengelolanya? Aman gak tuh?" Pak Eko makin penasaran, terus bertanya meski mulutnya penuh kacang ijo dari kue gandasturi. Untung saja tidak sampai berhamburan dari mulutnya.

"Undang-Undang No. 34 tahun 2014 mengamanatkan Badan Pengelola Keuangan Haji untuk mengelola dana haji dengan prinsip Syariah, prinsip kehati-hatian, manfaat, nirlaba, transparan, akuntabel"

"Pinter juga lho, Qohar" kata Babeh Hardi, "Ayo Pak Ustadz Awaluddin, silakan dimulai tahlilannya"

Ustadz Awaluddin langsung memimpin tahlilan. Dimulai dengan mengirimkan surat alfatihah kepada Nabi Muhammad, para guru dan orang tua yang sudah mendahului ke alam barzah. Dilanjutkan dengan pembacaan surat yasin dan doa. Malam itu, Babeh dan para tetangganya mendapatkan pencerahan dari Pak Qohar yang belakangan mengaku baru diterima kerja di Badan Pengelola Keuangan Haji.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun