1.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah ungkapan batiniah interprestasi psikologis mental dunia dari pergerakan 4 (empat) anasir alam kemudian ditranformasikan dalam proses Nacherleben (Pemikiran Schleiermacher) atau mengambil alih tatanan alam kedalam diri manusia, serta menghasilkan kesadaran mental dalam bentuk sastra serta interpretasi gramatisnya.
2.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah bentuk Transcendental Aesthetic (Seni) yang perannya mempertemukan: Jiwa, Tuhan, dan realitas, termasuk semua tafsiran simbol dikonstruksikan melalui cara meniru atau tiruan alam melalui cara dari seni ke ilmu iiwa (Sistem Interprestasi) ditafsir ulang.
3.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah bentuk umum "Kecemasan Eksistensial" manusia mempertanyakan tidak paham persis dari mana menuju kemana, kemudian mencari cara bagimana cara "Mendunia" (Memahami) melalui ekspresi roh atau mental.
4.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah satu sisi mengalami Paradox (Ada, Sama, Berbeda, Diam, Gerak), dan sisi lain mengalami ketidakmungkinan karena "tidak pernah bertemu antara aku dengan engkau (Bukan Aku) akibat kegagalan manusia sebagai makhluk sejarah "ruang dan waktu".
5.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah "Peleburan Fusi Horison"; baik horison waktu, dan horison cara pemahaman/cara pandang.
6.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah percaya mencari pemahaman sesuai konsep Demitologisasi (Eksegesis) semua terarah pada dogma tertentu, kemudian di cari epistemenya, kemampun interprestasi mitos (metode tafsir makna di balik itu semua dan penadasarannya sebagai cara memahami dunia); Sedulur Papat Limo Pancer berusaha dengan mitos penciptaan (Kosmogoni) mengawinkan antara objektifitas dengan subjektifitas, antara yang saintis dengan filosofis, antara ilmu dan seni, antara yang otentik dengan yang artikulatif, antara ada dan kekosongan untuk memperoleh pemahaman manusia dengan alam.
7.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah "Labirin" dan ungkapan Nirkata (Metafisik); gestur, mimik, gerak, dan seterusnya berada di luar kemampuan rekognisi, reafeksi, remotorik tidak mungkin ditemukan kembali apa yang disebut otentik dan paling benar.
8.) Sedulur Papat Limo Pancer adalah representasi  (Ruang dan Waktu); utama "Kliwon". Pada Jawa Kuno dengan pendekatan arah mata angin, ruang dan waktu: Arah Utara "Wage", arah Selatan "Pahing", arah Barat "Pon", arah Timur "Legi".
Masalah yang terdapat dalam filsafat Sedulur Papat Limo Pancer ini adalah bagaimana kategori dapat diterapkan pada penampilan luar, jika kategori tersebut seluruhnya intelektual dan penampilan sepenuhnya empiris. Hal ini bermasalah karena, dalam memasukkan objek ke dalam konsep, representasi yang pertama harus selalu homogen dengan yang terakhir, tetapi kategorinya tidak dapat homogen dengan penampilannya.
Untuk mengatasi masalah ini, "Maka harus homogen dalam kategori di satu sisi dan dalam penampilan di sisi lain." Ini memungkinkan penerapan yang pertama ke yang terakhir. Representasi mediasi ini adalah skema transenden. Ini adalah skema transendental apriori karena merupakan bagian dari pikiran kita yang berhubungan dengan kemungkinan mendasar dari pengalaman kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H