b.) Telinga
Pada wilayah (Barat), berwarna kuning; dihuni oleh Batara Sambu atau teks Sunda Wiwitan Sang Hyang Wenang_Brahma.
c.) Bibir dan Mulut
Pada wilayah (Selatan), warnanya merah, sukma wisesa, suka keributan atau konflik, dihuni oleh Batara Brahma atau teks Sunda Wiwitan Sang Hyang Guring Tunggal_Sang Hyang Guru Siwa.
d.) Hidung
Pada wilayah (Timur), berwarna putih, sukma purba, dihuni oleh Batara Bayu; atau teks Sunda Wiwitan Sang Hyang Wening_Wisnu.
Sedulur Papat Limo Pancer (Bagian Keempat)
Sajen Sedulur Papat adalah sesajen berupa berbagai jenis nasi atau sega untuk menghormati empat saudara kembar yang terletak di empat penjuru mata angin, atau biasa disebut Sedulur Papat Lima Pancer dengan urutan sebagai berikut:
a.) Sega Kuning atau yang biasa disebut dengan Nasi Kuning adalah Ubo Rampe yang diasumsikan mewakili arah Barat atau Sinotobrata; menggambarkan simbol adik ari-ari.
b.) Sega Putih adalah Ubo Rampe yang berupa Nasi Putih disejajarkan ke arah Timur atau Tirtanata, menggambarkan simbol kakang kawah.
c.) Sega Cemeng atau yang biasa disebut dengan Nasi Hitam adalah Ubo Rampe yang diasumsikan mewakili arah Utara atau disebut Warudijaya; menggambarkan tali pusar.
d.) Sega Abang atau yang biasa disebut dengan Nasi Merah adalah Ubo Rampe yang diasumsikan mewakili arah Selatan atau Purbangkara; menggambarkan simbol darah.
Sesungguhnya "Sajen Sedulur Papat" adalah pergeseran tindakan batiniah menjadi lahiriah. Hal ini adalah perubahan non materi menjadi materi; untuk mencapai Geist atau mental Jawa Kuno.