Mohon tunggu...
Nystans
Nystans Mohon Tunggu... Konsultan - Pokoknya nulis :)

Ada tulisan serius ada yang yang tidak serius. Santai saja.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Joko dan Mawar (Hanya Se-Fruit Curhatan)

23 Mei 2019   16:03 Diperbarui: 23 Mei 2019   16:14 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jujur saya mendaftar Kompasiana sudah dari tahun 2014, dan baru kali ini saya ingin menulis disini. Kalau anda termasuk tipe yang tidak suka dengar curhatan maka cukup sampai disini saja bacanya ya hehehe. 

Jadi saya ingin sharing soal awal bulan ramadhan yang agak mengesalkan wkwkwk. Saya pikir cerita ini perlu saya share, karena menarik sekali dan bisa dijadikan pelajaran buat kalian. Saya juga belajar banyak ya, jangan terlalu jujur kepada orang. Kadang itu bisa jadi boomerang buat dirimu sendiri.

Sebenarnya ini cerita klasik yang mungkin biasanya juga orang alami. Jadi sebutlah mantan saya namanya Joko ini lagi dekat sama orang yang saya kenal namanya Mawar. Nah si Mawar ini pernah satu lingkaran pertemanan dengan saya. 

Tapi karena saya bermasalah sama salah satu dalam lingkaran pertemanan, jadi saya keluarlah dari lingkaran itu. Literally, saya tidak ada masalah sama si Mawar ini. I don't know ya kalau di belakangnya dia ikut-ikutan bilang punya masalah (atas nama pertemanan mereka). Yup, saya bilang mereka karena saya jarang sekali komunikasi sama mereka.

Untuk bertahun-tahun lamanya, saya mencanangkan diri sebagai orang yang pertama duluan menjauh kalau satu lingkaran yang saya ada di dalamnya itu menurut saya toxic. Toxic dalam hal suka bergunjing atau tidak membuat saya lebih dekat dengan Tuhan atau kerjanya cuma 'riya'. 

Terlepas dari masalah saya dengan satu orang dalam ligkaran itu, saya memang sudah lama memutuskan untuk menjauh pelan-pelan. Kenapa saya menjauh bukankah lebih baik saya menasehati kalau dalam lingkaran sukanya bergunjing (misalnya)? Saya menjauh karena saya sadari saya bukan motivator yang ulung, dan orangnya juga cepat terbawa suasana. Makanya lebih baik menjauh dari pada diam dalam lingkaran itu.

Lanjut ke si Mawar dan si Joko ini. Sebagai orang yang pernah dekat dengan Joko tentu saja saya tau kelakuan dan sifatnya. Apalagi kedekatan kita sampai '2 periode' wkwkwk. Pertama waktu kuliah beberapa bulan, kedua waktu kerja dan itu beberapa bulan juga. 

Tapi karena merasa Joko itu tidak membawa saya ke arah yang lebih baik (apalagi jenjang pendidikannya yang semakin tinggi wajar saja kalau saya berekspektasi dia bakal berubah jadi REAL MAN gitu. Tapi tidak juga ya, malah 'ngestak' aja di tempat) saya putuskan untuk menjauh pelan-pelan (Hey Joko jangan ngarang ya saya ngejar-ngejar anda, jangan lupa kita putus karena apa dulu waktu kuliah hahaha).

Nah, beberapa minggu yang lalu si Mawar ini merekam beberapa video yang di dalamnya ada si Joko. Mawar mengupload di sosial media, karena di sosial media kami masih berteman tentu saja saya agak kaget dan refleks membalas "Jangan deket dengan orang gila itu". Ya saya balas karena saya pikir walaupun saya keluar dari lingkaran pertemanan mereka ya toh saya tidak ada masalah sama si Mawar. 

Jadi mulailah bales-balesan chat, dan saya bilang ada sifat Joko yang menurut saya kurang bagus (dan really itu harus diubah sih, bener-bener jelek menurut saya serta tidak mencerminkan orang beragama). 

Dengan maksud saya adalah Mawar lebih mempertimbangkan untuk lebih dekat dengan Joko, iyakan naluri kita sebagai seorang yang belum menikah pasti kita cari yang baik. Harus digarisbawahi disini saya hanya bilang satu saja kelakuan jeleknya. Bukan semua!

Masalahpun muncul, karena si Mawar ini mengcapture percakapan kita dan mengirimnya ke Joko (Saya tau dari adiknya Joko yang mengirim pesan pribadi dan menanyakan hal itu). Pasti sampai sini kalian akan berpikir Joko akan 'nyerocosin saya'. Hahahaha, tidak dong. 

Apa yang mau dibantah, karena apa yang saya bilang itu memang rahasia umum. Hampir semua orang tau itu. Joko hanya memblokir saya dari sosial media, dan itupun saya baru sadari setelah saya cek-cek sendiri viewer saya di instagram.

Kejadian ini saya ceritakan ke beberapa teman dan juga pacar. Kesan pertama mereka hanya satu: Si Mawar ini kurang dewasa dan kurang memfilter apa yang orang bilang (saya harus berikan catatan kaki kalau teman dan pacar saya pun tau kalau Joko punya sifat demikian). 

Mungkin maksud baik saya mengingatkan dia itu disalahartikan dengan asumsi: bahwa saya punya masalah besar dengan si Joko. Tentu saja akan membuat orang beranggapan saya berencana merusak hubungan mereka.

Apalagi sampai berasumsi kalau saya tidak terima dengan kedekatan mereka. Astaga, apa saya kurang kerjaan harus seperti itu ya? Padahal Mawar saja tau saya ini punya banyak sekali kerjaan hahaha, dan SAYA PUNYA PACAR. 

Tak ada alasan menguntungkan yang menghasilkan (duit misalnya) untuk mengurus hal-hal semacam itu. Terlepas dari itu lagi-lagi maksud saya hanya mengingatkan saja (dalam hal ini saya belum tau kalau mereka sudah dalam tahap pacaran. Yang saya tau hanya dekat saja, jadi saya bilang apa yang saya lihat dulu).

Akhir kata semua orang punya kekurangan. Saya pun demikian, harapan saya sih si Joko sudah berubah. Apalagi laki-laki akan jadi kepala keluarga, dan untuk Mawar mudah-mudahan dia lebih bisa mempertimbangkan kata-kata, tidak semua maksud orang itu seperti yang dia tunjukkan. Ada hal-hal yang harus di filter dan dicerna dulu, orang mau makan saja harus kunyah dulu kan, bukan langsung ditelan? seperti itu kira-kira.

Pelajaran buat saya, mungkin lebih baik shut up saja ya dan nonton dari balik layar. Kayaknya pepatah "Kita harus saling mengingatkan dalam kebaikan" atau "jujurlah walaupun menyakitkan" tidak semua orang bisa menerima dengan tangan terbuka cara kita mengingatkan dan tidak semua orang punya pikiran panjang yang sama.

Sekian dan terima kasih. Selamat puasa!

NB: Ini hanya se-fruit curhatan kalau dirimu menyesal telah membaca, mohon maaf haha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun