Masalahpun muncul, karena si Mawar ini mengcapture percakapan kita dan mengirimnya ke Joko (Saya tau dari adiknya Joko yang mengirim pesan pribadi dan menanyakan hal itu). Pasti sampai sini kalian akan berpikir Joko akan 'nyerocosin saya'. Hahahaha, tidak dong.Â
Apa yang mau dibantah, karena apa yang saya bilang itu memang rahasia umum. Hampir semua orang tau itu. Joko hanya memblokir saya dari sosial media, dan itupun saya baru sadari setelah saya cek-cek sendiri viewer saya di instagram.
Kejadian ini saya ceritakan ke beberapa teman dan juga pacar. Kesan pertama mereka hanya satu: Si Mawar ini kurang dewasa dan kurang memfilter apa yang orang bilang (saya harus berikan catatan kaki kalau teman dan pacar saya pun tau kalau Joko punya sifat demikian).Â
Mungkin maksud baik saya mengingatkan dia itu disalahartikan dengan asumsi: bahwa saya punya masalah besar dengan si Joko. Tentu saja akan membuat orang beranggapan saya berencana merusak hubungan mereka.
Apalagi sampai berasumsi kalau saya tidak terima dengan kedekatan mereka. Astaga, apa saya kurang kerjaan harus seperti itu ya? Padahal Mawar saja tau saya ini punya banyak sekali kerjaan hahaha, dan SAYA PUNYA PACAR.Â
Tak ada alasan menguntungkan yang menghasilkan (duit misalnya) untuk mengurus hal-hal semacam itu. Terlepas dari itu lagi-lagi maksud saya hanya mengingatkan saja (dalam hal ini saya belum tau kalau mereka sudah dalam tahap pacaran. Yang saya tau hanya dekat saja, jadi saya bilang apa yang saya lihat dulu).
Akhir kata semua orang punya kekurangan. Saya pun demikian, harapan saya sih si Joko sudah berubah. Apalagi laki-laki akan jadi kepala keluarga, dan untuk Mawar mudah-mudahan dia lebih bisa mempertimbangkan kata-kata, tidak semua maksud orang itu seperti yang dia tunjukkan. Ada hal-hal yang harus di filter dan dicerna dulu, orang mau makan saja harus kunyah dulu kan, bukan langsung ditelan? seperti itu kira-kira.
Pelajaran buat saya, mungkin lebih baik shut up saja ya dan nonton dari balik layar. Kayaknya pepatah "Kita harus saling mengingatkan dalam kebaikan" atau "jujurlah walaupun menyakitkan" tidak semua orang bisa menerima dengan tangan terbuka cara kita mengingatkan dan tidak semua orang punya pikiran panjang yang sama.
Sekian dan terima kasih. Selamat puasa!
NB: Ini hanya se-fruit curhatan kalau dirimu menyesal telah membaca, mohon maaf haha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H