Jujur saya mendaftar Kompasiana sudah dari tahun 2014, dan baru kali ini saya ingin menulis disini. Kalau anda termasuk tipe yang tidak suka dengar curhatan maka cukup sampai disini saja bacanya ya hehehe.Â
Jadi saya ingin sharing soal awal bulan ramadhan yang agak mengesalkan wkwkwk. Saya pikir cerita ini perlu saya share, karena menarik sekali dan bisa dijadikan pelajaran buat kalian. Saya juga belajar banyak ya, jangan terlalu jujur kepada orang. Kadang itu bisa jadi boomerang buat dirimu sendiri.
Sebenarnya ini cerita klasik yang mungkin biasanya juga orang alami. Jadi sebutlah mantan saya namanya Joko ini lagi dekat sama orang yang saya kenal namanya Mawar. Nah si Mawar ini pernah satu lingkaran pertemanan dengan saya.Â
Tapi karena saya bermasalah sama salah satu dalam lingkaran pertemanan, jadi saya keluarlah dari lingkaran itu. Literally, saya tidak ada masalah sama si Mawar ini. I don't know ya kalau di belakangnya dia ikut-ikutan bilang punya masalah (atas nama pertemanan mereka). Yup, saya bilang mereka karena saya jarang sekali komunikasi sama mereka.
Untuk bertahun-tahun lamanya, saya mencanangkan diri sebagai orang yang pertama duluan menjauh kalau satu lingkaran yang saya ada di dalamnya itu menurut saya toxic. Toxic dalam hal suka bergunjing atau tidak membuat saya lebih dekat dengan Tuhan atau kerjanya cuma 'riya'.Â
Terlepas dari masalah saya dengan satu orang dalam ligkaran itu, saya memang sudah lama memutuskan untuk menjauh pelan-pelan. Kenapa saya menjauh bukankah lebih baik saya menasehati kalau dalam lingkaran sukanya bergunjing (misalnya)? Saya menjauh karena saya sadari saya bukan motivator yang ulung, dan orangnya juga cepat terbawa suasana. Makanya lebih baik menjauh dari pada diam dalam lingkaran itu.
Lanjut ke si Mawar dan si Joko ini. Sebagai orang yang pernah dekat dengan Joko tentu saja saya tau kelakuan dan sifatnya. Apalagi kedekatan kita sampai '2 periode' wkwkwk. Pertama waktu kuliah beberapa bulan, kedua waktu kerja dan itu beberapa bulan juga.Â
Tapi karena merasa Joko itu tidak membawa saya ke arah yang lebih baik (apalagi jenjang pendidikannya yang semakin tinggi wajar saja kalau saya berekspektasi dia bakal berubah jadi REAL MAN gitu. Tapi tidak juga ya, malah 'ngestak' aja di tempat) saya putuskan untuk menjauh pelan-pelan (Hey Joko jangan ngarang ya saya ngejar-ngejar anda, jangan lupa kita putus karena apa dulu waktu kuliah hahaha).
Nah, beberapa minggu yang lalu si Mawar ini merekam beberapa video yang di dalamnya ada si Joko. Mawar mengupload di sosial media, karena di sosial media kami masih berteman tentu saja saya agak kaget dan refleks membalas "Jangan deket dengan orang gila itu". Ya saya balas karena saya pikir walaupun saya keluar dari lingkaran pertemanan mereka ya toh saya tidak ada masalah sama si Mawar.Â
Jadi mulailah bales-balesan chat, dan saya bilang ada sifat Joko yang menurut saya kurang bagus (dan really itu harus diubah sih, bener-bener jelek menurut saya serta tidak mencerminkan orang beragama).Â
Dengan maksud saya adalah Mawar lebih mempertimbangkan untuk lebih dekat dengan Joko, iyakan naluri kita sebagai seorang yang belum menikah pasti kita cari yang baik. Harus digarisbawahi disini saya hanya bilang satu saja kelakuan jeleknya. Bukan semua!