Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Syarwan Edy, sangat suka dipanggil dengan nama bang Paji. Si realistis yang kadang idealis | Punya hobi membaca, menulis dan diskusi | Kecintaannya pada buku, kopi, dan senja | Didewasakan oleh masyarakat dan antek kenangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkhidmat dengan Asfala Saafiliin atau dengan Ahsani Taqwm

5 Februari 2023   05:22 Diperbarui: 5 Februari 2023   05:32 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dies Natalis HMI ke 75 dengan dua semangat keHMIan dan keIndonesiaan "Arah Baru HMI; Berdaya Bersama Menuju Indonesia Emas 2045". Sudah setahun yang lalu kita kampanyekan ditengah-tengah tumpang tindihnya kondisi keumatan dan kebangsaan. Di usia HMI yang ke 76 tahun bertepatan pada tanggal 05 Februari 2023 kita kembali menemukan semangat baru tentang "Khidmat HMI Untuk Masa Depan Peradaban". 

Bahwa di usia yang ke 76 tahun ini HMI akan lebih mengoptimalkan giro untuk melayani masa depan umat manusia dan mewujudkan peradaban yang bukan saja skala global tapi mendunia. Akan tetapi, di usia yang ke 76 tahun ada dua bentuk sifat umat manusia di mana posisi HMI berkhidmat. Pertama, manusia yang Asfala Saafiliin (serendah-rendahnya), dan yang kedua, manusia yang Ahsani Taqwm (bentuk yang sebaik-baiknya).

Dua bentuk manusia ini ada pada sepanjang sejarah umat manusia, bahkan sepanjang sejarah berdirinya HMI. Pada saat berdirinya HMI pada tanggal 05 Februari 1947 HMI mengalami sebuah dilema antara manusia yang Asfala Saafiliin dan manusia yang Ahsani Taqwm, meskipun HMI sendiri adalah tergolong manusia yang Ahsani Taqwm, tapi tidak menutup kemungkinan bisa terjebak pada manusia yang Asfala Saafiliin ketika mengalami kemunduran iman. 

Kita coba mendayung untuk kembali mengarungi arus sejarah manusia yang Asfala Saafiliin fase/saat berdirinya HMI. Manusia yang Asfala Saafiliin terdapat pada sejarah perjuangan dan kebutuhan bangsa. Sejarah pada fase awal perjuangan bangsa adalah periode masa penjajahan, yang di mana masyarakat Indonesia mengalami kondisi penjajahan, perbudakan, sampai kehilangan kemauan dan mengalami kecacatan mentalitas psikis dan fisik dalam menuntut hak asasi kemerdekaannya. 

Pada periode penjajahan ini lalu hadirnya gerakan-gerakan para pemuda yang berpendidikan dan cinta akan tanah air (nasionalisme) untuk menyadarkan rakyat akan hak asasinya sebagai sebuah bangsa. Maka dari periode penjajahan, meletuslah periode revolusi. Di periode revolusi ini rakyat Indonesia sudah punya kemauan untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaanya. 

Di periode penjajahan dan berpindah ke periode revolusi ini meminjam defenisi Otto Bauer yang seringkali Ir. Soekarno pun suka mengutipnya, tentang bangsa sebagai "Die au seiner schissalsgemeinschaft erwachsende charakterge meinsscaft". "Komunitas karakter yang berkembang dari komunitas pengalaman bersama". Dengan pengalaman bersama inilah Indonesia mendapatkan asasi kemerdekaanya dan dari dua periode ini Indonesia sekarang berada pada periode pembangunan.

Sejarah perjalanan berdirinya HMI juga mengalami beragam macam tantangan dari watak manusia Asfala Saafiliin yang bergabung dalam organisasi-organisasi pemuda. Manusia Asfala Saafiliin bisa ditelusuri dalam rentang sejarah pada tahun 1947 dengan Agresi Belanda I, 1948 PKI Madium, 1949 Agresi Belanda II, 1955 Pemilu dan Demokrasi Terpimpin, sampai dipenghujung di mana HMI ingin dibubarkan karena mendapatkan ancaman Organisasi-organisasi Pemuda yang lain dan masa itu terjadi pada tahun 1965 dengan meletusnya Gestapu, PKI dan Transisi Orde Lama. 

Watak manusia yang Asfala Saafiliin lebih utama melekat pada gerakan PKI yang menjadikan HMI sebagai musuh nomor wahid. Dengan kondisi dan situasi bangsa seperti ini maka Kongres I di Yogyakarta pada November 1947 HMI merumuskan Tujuan "Mempertegak dan Mengembangkan Ajaran Agama Islam". Dan "Mempertinggi Derajat Rakyat dan Negara Republik Indonesia". Dan PKI wajib untuk diberi cap sebagai manusia Asfala Saafiliin di tubuh KeIndonesiaan dan KeUmatan terutama di HMI. 

Tantangan demi tantangan yang di hadapi oleh HMI tidak menjadikan KeIndonesiaan dan KeUmatan itu lumpuh. Akan tetapi dengan semakin banyaknya tantangan yang dihadapi, HMI semakin berani untuk bereaksi. Karena semakin adanya reaksi akan memberikan dampak baik bagi eksistensi HMI. Manusia insan yang Ahsani Taqwm bisa kita temukan dikalangan HMI. Ahsani Taqwm yang dimiliki oleh Lafran Pane, Kartono Zarkasyi, Dahlan Husein, Siti Zainah, Maisorah Hilal, Soewali, Yusdi Ghozali, Mansyur, M. Anwar, Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Rajak, Toha Mashudi, Bidron Hadi, Nurcholish Madjid, Agussalim Sitompul, Mahfud MD, Akbar Tanjung, Jusuf Kala, dan masih banyak manusia insan Ahsani Taqwm lainnya.

Dikalangan HMI Cabang Kupang sendiri bisa kita temukan manusia insan yang Ahsani Taqwm, Abdurahman Mustafa (Pendiri HMI Cabang Kupang), Munawir La'amin, Boli Tonda Baso, Hamzah Wulakada, Abdul Rifai Betawi, Syukur Oumo, Harun Al-Rasyid, Nandini Ch. Laudu, Inang Abdullah. Dan manusia insan Ahsani Taqwm ini diturunkan pada generasi kader HMI selanjutnya, diantaranya Ma'ruf Yakub, Hafsah Syufiah, Zainudin Umar Sarabiti, Syawaludin Muslimin, Adnan Suluwetang, Ibnu Tokan, Syaifuddin Ladopura, Fajar S. Abdul Kadir, Khadijah Nurul Hidayah, Zulkifli Muhammad, dan Idhar T. Dasi.

Di usia HMI yang ke 76 tahun bertepatan pada tanggal 05 Februari 2023 kita kembali menemukan semangat baru tentang "Khidmat HMI Untuk Masa Depan Peradaban". Apa yang perlu kita persiapkan hari ini untuk masa depan yang berperadaban dan gemilang dengan kematangan kualitas yang ada. Mungkinkah kita harus kembali mengulangi rentang sejarah masa lampau dengan bermacam-macam tantangan yang dihadapi HMI, Bangsa Indonesia, kondisi umat yang terjadi pada saat itu, karena kita sebagai kader penerima sejarah, maka sudah sejauh mana persiapan yang ada pada masing-masing diri kita sebagai kader untuk menjawab misi besar sekaligus hadiah dari HMI berikan di usianya yang ke 76 tahun. Apakah misi besar ini bisa dijawab oleh kader Ahsani Taqwm ataukah sebaliknya kader yang Asfala Saafiliin. Maka jawaban yang tepat kita berikan adalah cita-cita besar ini hanya bisa dijawab oleh kader yang Ahsani Taqwm. Karena dengan Ahsani Taqwm terdapat insan cita, masyarakat cita, dan cita-cita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun