Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Syarwan Edy, sangat suka dipanggil dengan nama bang Paji. Si realistis yang kadang idealis | Punya hobi membaca, menulis dan diskusi | Kecintaannya pada buku, kopi, dan senja | Didewasakan oleh masyarakat dan antek kenangan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kabar yang Menakutkan

1 Desember 2022   12:33 Diperbarui: 1 Desember 2022   12:34 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Sumber Foto : https://bit.ly/3XY0id4"

Dari sepinya malam menemani bulan tuk merangkai kata, satu demi satu bait sulit untuk dinikmati dalam lembaran kisah. Dan seperti dingin menyentuh kulit menjalar ke setiap sendi-sendi yang kehilangan arti.

Rasa jiwa merangkum luka derita dan air mata merindu aroma saling percaya bak setubuhi angan menunggu kabar dengan rasa yang mulai tak menentu.

Apa yang paling menakutkan selain rasa sakit dan sebuah kehilangan?

Apakah mungkin kita bisa seperti Bapak Adam dan Ibu Hawa?

Mungkin hal yang paling menakutkan adalah ketika tidak ada rumah yang nyaman untuk pulang dan singgah namun tak sungguh. Ataukah menjadi perempuan juga berarti hidup dalam dilema. Ia dipuja dan dibutuhkan, namun dijajah sepanjang jalan kenangan.

Di bumi ini, hiduplah dengan baik. Jangan mudah terhempas arus-arus kehidupan. Tetap tegar dan tegap berdiri bersama riak-riak doa yang tersisa. Didera waktu nikmatilah sisa hidup ini dengan sederhana namun bersahaja dibalik konspirasi alam semesta bergulir memeluk malam.

Waktu, tidaklah abadi dan masa pasti akan berganti. Lalu, apa yang kau cari dan banggakan? 

Serta adakah yang lebih pilu dari hadirnya hujan dan setelahnya tidak ada pelangi? 

Baca juga: Sumpah yang Punah

Iming-iming dunia, hanyalah sebatas fatamorgana semu.

Semoga kita jangan terkecoh dengan apa yang orang lain katakan, jadilah diri kita sendiri, ekspresikan diri mu sendiri, jadilah pribadi yang baik dan terus menerus lah berbuat baik. 

Kabar yang menakutkan selalu menghantui di sudut-sudut pikiran paling sunyi. Entah mengartikan gerimis ataukah dari bibir yang kian pahit. Darah-darah mengalir begitu hampa seketika sayup bersamaan bising hati pada rasa sejuk yang tak pasti.

Ada tiga hal yang akan selalu laris kau jual: obat, ayat dan kebohongan. Kata Mbah Agus Noor. Semoga kita bukan pada ayat dan kebohongan yang laris kita jual sebelum terbit matahari dan sesudahnya. Sebelum gelak tawa berakhir linang air mata. Dan setelah-setelah lainnya.

Oepura, 1 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun